BANDUNG,TM.ID: Debat Calon Wakil Presiden ( Cawapres ) 2024 berjalan dengan panas dan sengit, apalagi yang menjadi sorotan saat Cawapres Gibran Rakabuming Raka melemparkan pertanyaan kepada Muhaimin Iskandar (Cak Imin) soal SGIE, pada Jumat (22/21/2023) malam.
Gibran memberikan pehamanan terkait dengan SGIE kepada Cawapres Cak Imin. Lalu, Imin memberikan solusi terkait pertanyaan tersebut.
Pengertian SGIE
Dalam dunia ekonomi global, SGIE atau State of the Global Islamic Economy memainkan peran sentral sebagai panduan utama terkait ekonomi halal. Dikeluarkan secara tahunan oleh Dinar Standard, SGIE bukan hanya sekadar laporan, melainkan sebuah penjelajahan mendalam yang memberikan gambaran holistik tentang tren ekonomi Islam global.
BACA JUGA: Serangan Jebakan Gibran di Debat Cawapres, Tiru Gaya Jokowi?
Melansir Dinar Standar sebagai perusahaan riset strategi pertumbuhan yang menjadi pelopor di bidangnya. bukan sekadar penyusun laporan SGIE, tetapi juga lembaga riset yang memberdayakan organisasi untuk mencapai dampak global yang menguntungkan dan bertanggung jawab. Spesialisasi mereka mencakup inovasi pemerintah, ekonomi halal/etis global, dan ruang dampak sosial.
Berdasarkan laporan SGIE edisi ke-9 yang dirilis pada tahun 2022, umat Islam dunia diestimasi menghabiskan US$2 triliun pada 2021, mencatat pertumbuhan sebesar 8,9% dari tahun sebelumnya. Aset keuangan Islam juga mencapai angka yang mengesankan, mencapai US$3,6 triliun. Proyeksi untuk tahun 2025 menunjukkan bahwa pengeluaran umat Islam akan mencapai US$2,8 triliun.
Sektor yang Dipengaruhi oleh Nilai-nilai Islam
Laporan ini tidak hanya sekadar angka, tetapi juga mengulas sektor-sektor kunci yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam, seperti makanan, farmasi, dan mode. Pada kategori makanan, Malaysia muncul sebagai pemimpin dengan investasi mencapai US$25,7 miliar di tahun 2020-2021.
Indonesia, sebagai salah satu pemain utama dalam ekonomi halal, menempati peran penting dalam SGIE edisi ke-9. Negara ini berhasil meraih peringkat 2 untuk kategori makanan halal, peringkat ke-3 untuk mode fesyen Islam, dan peringkat ke-9 untuk farmasi dan kosmetik halal. Dengan pencapaian ini, Indonesia secara keseluruhan berada di posisi ke-4 dalam SGIE 2022.
Melalui tinjauan mendalam terhadap SGIE edisi ke-9, kita dapat menemukan implikasi global dan tantangan yang dihadapi oleh ekonomi halal. Proyeksi pertumbuhan ini memberikan peluang besar, namun sekaligus menuntut kerjasama global dalam menghadapi berbagai kendala.
Dalam mengakhiri eksplorasi ini, SGIE edisi ke-9 bukan sekadar laporan statistik, melainkan jendela yang membuka wawasan mendalam tentang ekonomi halal global.
(Saepul/Usk)