BANDUNG, TM.ID: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri rapat koordinasi (rakor) tim Percepatan Pengendalian dan Kerusakan (PPK) Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Gedung Sate, Selasa (29/8/2023).
Karena sejak Perpes Nomor 15 Tahun 2018 diteken Presiden Jokowi lima tahun lalu, kualitas air Sungai Citarum mengalami peningkatan dari cemar berat ke cemar ringan.
“Setelah Covid, pencapaian cukup bagus. Saya lihat penanman pohon di hulu Citarum. Menurut hemat saya, akan mengurangi longsor disana. Langkah sangat bagus,” ujarnya usai rapat koordinasi (Rakor) PPK DAS Citarum.
Langkah preventif lainnya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama stakeholder terkait, salah satunya dalam menciptakan alat pengelolaan sampah kata dia, akan menjadi referensi pemerintah pusat untuk dikembangkan.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Manfaatkan Musim Kemarau untuk Pembersihan Sungai
“Tadi kami melihat pengolahan sampah oleh Satgas, yang satu ton bisa per jam. Ada satu model di Sektor 7. Kita mau rapatkan besok, standarisasi emisinya. Kalau jadi, kita akan kembangkan mungkin bisa ribuan. Kita wajibkan seluruh daerah sampah gunakan itu untuk kurangi pencemaran,” ucapnya.
Sementara itu Gubernur Ridwan Kamil menjelaskan, kehadiran Menko Marves tak lain untuk meninjau perkembangan penanganan Sungai Citarum selama lima tahun terakhir. Dalam jangka waktu tersebut sambung dia, terjadi perbaikan kualitas air dari cemar berat ke cemar ringan.
“Jadi Pak Luhut mengecek progres Citarum, kebetulan di akhir jabatan saya tinggal beberapa hari lagi. Melaporkan progres yang luar biasa, jadi selama lima tahun lebih ini. Waktu program ini dimulai, kualitasnya sangat buruk. Nilainya 33 poin, disebut cemar berat. Sekarang di 2023 cemar ringan, lompat ke 51 poin. Targetnya ke 60 (poin) di sekian tahun ke depan,” ucapnya.
Dia menambahkan, selama lima tahun terakhir progres Citarum diakuinya belum begitu maksimal lantaran terbentur kebutuhan anggaran. Untuk menjadikan Sungai Citarum bersih dan jernih, paling tidak dibutuhkan biaya sekitar Rp36 triliun. Sementara sejauh ini, hanya Rp3 triliun yang dapat dikucurkan.
Kendati demikian, dia merasa bersyukur karena meski dengan anggaran yang terbatas, kondisi kualitas air Sungai Citarum sudah jauh lebih baik ketimbang sebelumnya. Maka dari itu, Emil sangat berharap program ini dapat terus berlanjut guna mewujudkan Sungai Citarum yang bersih dan layak bagi ekosistem sekitar.
“Walaupun hanya 10 persen, kerja-kerjanya sangat luar biasa. Sehingga salah satu solusinya, kalau bisa jangan berhenti di 2025. Ada perpanjangan Perpres ke sekian tahun lagi. Nanggung lah, kira-kira begitu. Tapi secara umum, Citarum jauh membaik. Anak-anak sudah bisa berenang lagi. Jadi Pak Luhut sangat bahagia,” imbuhnya.
Dalam Rakor PPK DAS Citarum, Emil melaporkan dari 12 rencana aksi yakni penanganan lahan kritis, limbah industri, limbah domestik, persampahan, peternakan, kerambah jaring apung, tata ruang, pengelolaan sumber daya air, pariwisata, penegakan hukum, edukasi dan riset telah berjalan sesuai rencana.
BACA JUGA: Luhut Ungkap Rencana Kedatangan Elon Musk ke Indonesia
“Tingkat capaian program PPK DAS Citarum dalam enam bulan terakhir, semester 1 2023 terhadap target 2025. Penanganan lahan kritis sudah terselesaikan 33 ribu hektar, total 41,76 persen. Limbah domestik 378 ribuan kepala keluarga (tertangani) dari target 648 ribuan. Pengelolaan sampah dari 6.600 ton perhari, tercapai 3.383 ton. Penanganan limbah industri, dari 1.800an sudah 1.452 commit,” paparnya.
Termasuk limbah peternakan dari sekitar 53 ribu ekor, diklaimnya berhasil ditangani hingga 53,93 persen. Kerambah jaring apung dari target 141 ribu unit, telah tercapai 14,29 persen. Pengelolaan SDA dan ekowisata, dari 20 persen tercapai hingga 35 persen, pemanfaatan ruang dan lahan dari 127 titik, berhasil ditangani 36,16 persen.
Demikian pula kasus hukum, dari target 415 kasus sudah ke tahap pengadilan 380 kasus. Edukasi dan sosialisasi masyarakat kata dia sudah 87,2 persen dan riset 91 persen.
“Ada dinamika saat Covid. Kami tidak banyak melakukan penindakan, sehubungan dengan krisis ekonomi. Sehingga kami turunkan sedikit tensinya. Tapi setelah ini, kita diskusikan sesuai target kita. Kita target, dalam tujuh tahun lagi harusny masuk ke mutu air kelas II alias di angka 70 poin,” tandasnya.
(Dang Yul/Masnur)