KAB BANDUNG, TEROPONGMEDIA – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengemukakan, daerah potensi banjir dan gerakan tanah, selain potensi dan historis bencana di jalur mudik dan wisata.
“Potensi banjir rendah ada di Kecamatan Arjasari, Baleendah, Banjaran, Bojongsoang, Cangkuang, Cicalengka, Cikancung, Cilengkrang, Cileunyi, Cimaung, Cimenyan, Ciparay, Ciwidey, Dayeuhkolot, Ibun, Katapang, Kutawaringin, Majalaya, Margaasih, Margahayu, Nagreg, Pameungpeuk, Pangalengan, Paseh, Pasirjambu, Rancabali, Rancaekek, Solokanjeruk, Soreang,” ujarnya, Sabtu (22/3/2025).
Uka juga mengungkap potensi gerakan tanah di Kabupaten Bandung pada Maret 2025, yaitu Kecamatan Arjasari dan Banjaran, dengan potensi menengah-tinggi dan berpotensi banjir bandang, serta memicu aliran bahan rombakan.
Sedangkan di Kecamatan Baleendah, Cicalengka, Cikancung, Cilengkrang, Cileunyi, Ciparay, Kutawaringin, Margaasih, Nagreg, Pacet, Pameungpeuk, Pangalengan, Paseh dengan potensi gerakan tanah menengah-tinggi.
“Kemudian di Kecamatan Cimaung, Cimenyan, Ibun, Kertasari, Majalaya, Pasirjambu, Rancabali, Soreang dengan potensi gerakan tanah menengah-tinggi dan berpotensi banjir bandang/aliran bahan rombakan,” tuturnya.
Pihaknya pun mengidentifikasi jalur rawan bencana banjir yang dilalui para pemudik, yakni jalur utama antar kabupaten/kota, sering padat saat mudik.
“Jalur utama itu berpotensi terjadi kecelakaan, banjir, longsor, kepadatan lalu lintas. Kemudian daerah rawan banjir yaitu di jalur nasional Bandung-Garut, Nagreg dan Kawasan Dayeuhkolot, selain daerah Bojongsoang dan Baleendah,” ungkapnya.
Namun perlu diketahui pula di kawasan jalan nasional Bandung-Garut kerap terjadi banjir dan angin kencang. Begitu juga di Jalan Rancaekek-Nagreg (Area PT. Kahatex Rancaekek).
Tak hanya itu, jalan nasional Bandung-Garut rawan longsor, tepatnya di Jalan Rancaekek-Nagreg (Area Lembah Nagreg Heritage dan Lingkar Nagreg).
Uka menyebut jalur alternatif Ciwidey–Pangalengan (Jalan Gambung) rawan longsor, angin kencang dan pohon tumbang.
“Jalur alternatif Cikancung-Cijapati (Jalan Bandung-Garut via Cijapati) rawan longsor, angin kencang dan pohon tumbang,” katanya.
BPBD juga turut mengidentifikasi jalur rawan longsor, pohon tumbang dan angin kencang menuju kawasan wisata, yaitu di kawasan Cimenyan, Rancabali dan Pangalengan.
Menghadapi berbagai potensi dan kerawanan itu, ada strategi kesiapsiagaan yang dilakukan BPBD Kabupaten Bandung.
“Kami melakukan sejumlah pemetaan posko siaga bencana, persiapan peralatan dan logistik siaga, pengerahan kesiapan personel dan relawan, sistem peringatan dini dan monitoring cuaca, dan koordinasi lintas sektor dalam penanganan darurat,” imbuhnya.
Uka Suska mengutarakan rekomendasi dan langkah mitigasi dalam menghadapi potensi kerawanan tersebut. Bagi pemerintah, kata dia, melaksanakan penguatan infrastruktur, normalisasi drainase di jalur rawan banjir. Penguatan tebing di daerah rawan longsor dan pemasangan rambu peringatan bencana.
BACA JUGA:
BPBD Kabupaten Bandung: Tanggul Jebol Sungai Cikapundung Kolot Genangi Ribuan Rumah Warga
DPR Nilai Perlu Langkah Strategis Atasi Banjir Kabupaten Bandung
“Peningkatan kapasitas personil mulai pelaksanaan pelatihan penanganan darurat bagi petugas posko, dan simulasi evakuasi di jalur rawan bencana,” katanya.
Dikatakannya, sosialisasi kepada masyarakat, mulai dari pelaksanaan kampanye mitigasi bencana melalui media sosial dan publikasi peta jalur aman dan alternatif.
Rekomendasi dan langkah mitigasi bagi pemudik dan wisatawan. Mulai dari persiapan sebelum berangkat, periksa kondisi kendaraan dan stamina.
“Hindari perjalanan saat cuaca ekstrem. Gunakan jalur yang direkomendasikan. Hindari jalanan berbukit saat hujan lebat,” pungkasnya.
(Vil/Usk)