BANDUNG,TM.ID: Petrus Reinhard Golose selaku Kepala Badan Narkotika (BNN) menyebutkan bahwa narkotika saat ini kembali marak di Indonesia setelah pandemi Covid-19. Dia juga mengklaim narkotika jenis kokain saat ini mulai beredar lagi, termasuk di Bali.
“Kita ketahui bersama bahwa banyak sekali metafetamine, kemudian heroin juga sudah masuk, kokain (masuk lagi) yang dulu pandemi tidak ada,” kata Petrus, melansir CNN.
Menurutnya semua pihak harus bekerja sama dengan berbagai pihak supaya mengantisipasi maraknya narkotika setelah berakhirnya pandemi Covid-19. Petrus juga mengatakan pengedar narkotika akan berhadapan lansung dnegan BNN jika terbukti bersalah.
Maraknya Narkoba di Bali
Saat ini orang Bali banyak yang mendekam di penjara akibat kasus narkoba.
“Kalau itu mereka (lakukan), akan berhadapan dengan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Saya dan jajaran kami,” kata Petrus.
Lalu dia juga melanjutkan
“Saya bolak-balik katakan bahwa orang Bali yang masuk lembaga masyarakat masih termasuk sangat tinggi. Sehingga, perlu bersama-sama BNN sebagai leading institutions dengan stakeholder untuk menekan, sehingga bukan hanya di Bali,” sambungnya.
Dia juga mengatakn banyak sekali bandar narkoba yang masih mengedarkan narkotika di dalam penjara. Maka dari itu, untuk mengontrolnya BNN perlu kerja sama dengan pihak lapas.
Sebelumnya Petrus menyampaikan jika terdapat 591 warga Bali yang mendekam di LP akibat terjerat kasus narkoba. Dia juga mencatat ada 591 masyarakat Bali yang masuk penjara tahun 2022 sampai 2023.
“Yang sangat agak sedikit menjadi konsen, adalah dalam 2022 sampai 2023 ini ada sekitar 591 penduduk Bali yang mendekam di lembaga kemasyarakatan,” kata Petrus
Dia juga menambahkan, dengan banyaknya warga Bali yang tersandung kasus narkoba menjadi pesan jika narkotika di Pulau Bali masih tinggi.
BACA JUGA: Cegah Penyalahgunaan Narkoba, BNN Kota Bandung Rilis 4 Produk Inovasi
(Kaje/Aak)