BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi fenomena badai matahari kuat. Fenomena alam ini dapat dirasakan sejumlah wilayah, termasuk Indonesia.
“Dampak badai matahari ini bisa mempengaruhi penggunaan sinyal komunikasi yang menggunakan satelit. Seperti penerbangan pesawat tanpa awak atau drone,” kata Ketua Tim Bidang Geofisika Potensial BMKG, Syrojudin, mengutip Pro3 RRI, Sabtu (12/10/2024).
Untuk itu dirinya menyarankan agar penerbangan drone dilakukan dengan jarak yang tidak terlalu jauh, agar tidak kehilangan sinyal. Badai matahari ini juga dapat menyebabkan terganggunya sinyal radio, terutama yang menggunakan HF (high frequency).
Fenomena badai matahari ini, sebut Syrojudin, tidak berpengaruh terhadap cuaca dan peningkatan suhu di bumi. Selain itu dampaknya juga berbeda-beda untuk tiap wilayah.
BACA JUGA: Badai Magnet Kuat Terjang Bumi, Ini Dampaknya di Indonesia Kata BMKG
“Untuk Indonesia yang berada di lintang rendah atau di garis ekuator, badai matahari ini tidak terlalu terasa dampaknya. Berbeda dangan di negara-negara yang berada di lintang atas, sampai ada yang terpengaruh aliran listriknya,” ujarnya.
Fenomena badai matahari ini dipicu oleh ledakan besar radiasi elektromagnetik dari matahari. “Puncak badainya mulai terjadi tanggal 11 Oktober 2024 dan perlu diwaspadai hingga akhir pekan ini,” kata Syrojudin.
(Usk)