Bicara Hilirisasi, Luhut: 2 Tahun Lagi Indonesia Bisa Lebih Tajir dari Rusia

luhut hilirisasi industri
Luhut Binsar Pandjaitan. ([email protected])

Bagikan

JAKARTA,TM.ID: Pada tahun 2025 perekonomian Indonesia bisa melampaui Rusia apabila program hilirisasi  industri sumberdaya alam (SDA) berjalan mulus.

Demikian disampaikan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam Indonesia Sustainability Forum, di Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Luhut menegaskan bahwa dirinya optimistis Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 atau ke-5 di dunia.

Potensinya dengan memaksimalkan program hilirisasi bahan tambang seperti nikel, timah, bauksit, dan tembaga.

BACA JUGA: Elon Musk dapat Golden Visa dari RI ? Luhut: Lihat Nanti

“Mungkin pada tahun 2025 Indonesia akan mencapai ekonomi Rusia,” ujar Luhut, seperti dilansir Antara.

Pada Senin (4/9), Atlantic Council mengumumkan bahwa Indonesia akan menjadi negara ekonomi terbesar ke-6.

Produk domestik bruto (PDB) nasional Indonesia bisa menyentuh angka 1,45 triliun dolar AS pada September 2023.

Untuk mewujudkan itu, kata Luhut, pemerintah siap bekerja sama dengan negara lain.

Presiden Jokowi sudah memulai hilirisasi industri dengan menghentikan ekspor bahan mentah seperti nikel dan bauksit.

Program tersebut harus tetap berlanjut meski Indonesia kalah atas gugatan yang dilayangkan oleh Uni Eropa melalui Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

Bukan hanya WTO, Dana Moneter Internasional (IMF) pun dikagetkan dengan program hilirisasi industri tersebut.

IMF meminta pemerintah RI untuk mempertimbangkan penghapusan kebijakan larangan ekspor nikel dan jangan sampai meluas pada komoditas lain.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas telah menghitung potensi pendapatan dari kebijakan hilirisasi tersebut, dengan kenaikan pendapatan per kapita Indonesia sebesar 10.500 dolar AS pada 10 tahun.

Pendapatan per kapita itu kemudian akan meningkat menjadi 15.800 dolar AS dalam waktu 15 tahun ke depan.

BACA JUGA: Kereta Cepat Mau Diresmikan Presiden Jokowi, Luhut Ungkap Nanti Tembus Surabaya

Namun apabila hilirisasi dihentikan, maka Indonesia akan kehilangan pendapatan per kapita sekitar 25.000 dolar AS pada 2045 atau saat Indonesia Emas.

Adapaun kebijakan hilirisasi ini tidak hanya berlaku untuk komoditas tambang saja seperti nikel dan tembaga, tetapi juga komoditas pangan seperti rumput laut dan produk minyak kelapa sawit.

 

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Agung Yansusan Dorong Industri Jabar Ikut Program Sertifikasi Energi Terbarukan PLN
Agung Yansusan Dorong Industri Jabar Ikut Program Sertifikasi Energi Terbarukan PLN
banjir jakarta
Banjir Kepung Jakarta Pagi Ini, 52 RT Terdampak!
Gempa Guncang Bogor
Gempa M 3.2 Guncang Bogor Dini Hari
Bojan Hodak Mulai Siapkan Rencana Tambahan
Sudah Saksikan Gaya Bermain PSM, Bojan Hodak Mulai Siapkan Rencana Tambahan
Gervane Kastaneer di Mata Nick Kuipers
Gervane Kastaneer di Mata Nick Kuipers, Punya Reputasi Bagus di Belanda dan Bisa Menjadi Mesin Gol Baru Persib
Berita Lainnya

1

Ruben Onsu Ungkap Kasus Penipuan Mantan Manajer

2

BMN Desak Prabowo Tutup Jalur Diplomasi dengan Malaysia atas Penembakan PMI

3

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

4

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

5

Kesulitan Akses SATUSEHAT Mobile, Cek Aplikasi Versi Terbaru!
Headline
Penembakan WNI di Selangor-1
Jenazah WNI Korban Penembakan APMM Dipulangkan Hari Ini
Lewandowski Pimpin Top Skor Liga Spanyol
Lewandowski Pimpin Top Skor Liga Spanyol, Mbappe Terus Tempel Ketat
Pesawat Air Busan Terbakar
Pesawat Air Busan Terbakar, 176 Penumpang Selamat Dievakuasi
\Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia 29 Januari 2025

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.