BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Rumah produksi milik komedian Bayu Skak, Skak Studios, baru-baru ini menuai kontroversi terkait penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam promosi dua film terbarunya, “FOuFO” dan “Expedisi”. Kedua film bergenre komedi ini akan diproduksi bersama Sinemart PH.
Kritik pedas dilontarkan netizen terhadap visual yang digunakan dalam peluncuran film tersebut, yang diduga dibuat menggunakan AI.
Netizen menilai penggunaan AI kontradiktif dengan semangat Bayu Skak dalam mengangkat budaya dan bahasa daerah, khususnya bahasa Madura, dalam karya-karyanya.
Menanggapi kontroversi ini, Bayu Skak memberikan klarifikasi melalui akun X miliknya, @Moektito.
Ia menjelaskan bahwa visual yang digunakan bukanlah poster resmi, melainkan visual sementara yang dibuat mendadak karena ide peluncuran muncul spontan beberapa jam sebelum acara Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF).
“Ini bukan poster. Poster itu dirilis setelah ada photoshoot dan sudah menyewa orang untuk bikin poster,” jelasnya.
“Ini saja pemainnya belum ada yang sepakat, bahkan belum kepikiran siapa pemainnya. Apapun belum ada yang sepakat. Kru belum ada yang sepakat, cuma judul proyek yang sepakat,” tambahnya.
Bayu menekankan bahwa peluncuran di JAFF bertujuan untuk mengamankan judul dan konsep film sebelum didahului oleh pihak lain.
Kesempatan untuk memproduksi film berbahasa Madura dinilai langka dan harus segera direalisasikan.
BACA JUGA : Bernostalgia di 5 Rekomendasi Gerai Es Krim Legendaris!
“Aku harus berpikir cepat, mumpung ada yang mau sepakat untuk bikin film sepenuhnya pakai bahasa Madura. Produser mana coba yang mau sepakat dengan ide seperti ini?” ungkapnya.
Meskipun demikian, Bayu mengakui kesalahannya dan berjanji akan lebih berhati-hati di kemudian hari.
“Iya, betul. Ini juga akan saya koreksi dan semoga bisa jadi masukan buat saya dan tim saya ya. Besok kalau ada launching lagi meskipun dikejar deadline, mending pakai judul saja ya. Yang modelnya cuma judul gitu ya?” pungkasnya.
(Hafidah Rismayanti/Usk)