BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kabasarnas Marsdya TNI Kusworo menginstruksikan kepada seluruh kepala kantor SAR, khususnya Medan, membuat tim investigasi. Hal tersebut sekaligus melaksanakan analisa mendalam terkait musibah meninggalnya dua anggota SAR di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Dua anggota yakni Tengku Rahmatsyah Putra (36) dan Dodi Prananta (38), tewas di area bendungan PT Wampu Electric Power (WEP) di Desa Rih Tengah, Kutabuluh. Kabasarnas menginginkan semua mencari tahu penyebab musibah tersebut.
“Harus detail, mulai dari petunjuk pedoman penyelenggaraan SAR, Standard Operating Procedure (SOP), kapabilitas rescuer, sarana prasarana dan peralatan. Hingga pelibatan Potensi SAR,” kata Kusworo mengutip RRI, Jumat (25/10/2024).
Hasil analisa tersebut diharapkan menghasilkan rekomendasi yang konstruktif sebagai referensi dalam penyelenggaraan SAR ke depan. Tidak hanya di Medan, tetapi juga bagi seluruh kantor SAR yang berpotensi menghadapi kasus serupa.
“Saya berharap, peristiwa ini menjadi yang terakhir kali di Basarnas. Jangan lagi ada anggota kita yang gugur saat melaksanakan tugas,” ucapnya.
Diketahui, setelah 8 hari dalam pencarian, dua rescuer Kantor SAR Medan berhasil ditemukan tim SAR di area bendungan PT Wampu Electric Power (WEP). Keduanya ditemukan tewas pada Rabu (23/10/2024) kemarin.
BACA JUGA: Antisipasi Gempa Megathrust, DPR Sarankan BMKG dan Basarnas Naikkan Anggaran TA 2025
Mereka terlibat dalam operasi pencarian korban atas nama Jeplenta Sebayang (36) warga Desa Limang, Tiga Binanga, Karo yang dilaporkan hanyut saat memancing. Ketika proses pencarian berlangsung, rafting memasuki alur sungai yang menyempit dan sangat deras.
Rafting kedua rescuer bersama 4 personel lainnya tersebut tak terkendali dan menabrak kayu yang melintang. Sehingga, keenam personel terlempar dan terseret arus yang deras itu.
Empat personel berhasil menyelamatkan diri dan 2 rescuer tersebut meninggal dunia. Sementara korban hanyut, Japlenta Sebayang, juga ditemukan meninggal dunia pada hari Sabtu (19/10/2024).
(Usk)