JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Petarung MMA Irlandia, Conor McGregor, harus menerima kenyataan pahit karena usaha banding terkait putusan pengadilan sipil atas kasus kekerasan seksual yang menyeret dirinya ditolak.
Tiga hakim di Pengadilan Banding Dublin menolak seluruh argumen hukum yang diajukan McGregor, termasuk permohonan agar bukti-bukti tertentu dikesampingkan dalam persidangan sebelumnya.
Dengan demikian, keputusan pengadilan tinggi yang telah dijatuhkan kepada McGregor pada November lalu tetap berlaku.
“Karenanya, saya menolak banding secara keseluruhan,” kata Hakim Brian O’Moore saat membacakan putusan mewakili majelis hakim, melansir NPR, Kamis (31/7/2025).
Sebelumnya, McGregor dijatuhi kewajiban membayar kompensasi kepada korban bernama Nikita Hand sebesar €250.000 (sekitar Rp4,4 miliar) dan tambahan biaya hukum sekitar €1,3 juta (sekitar Rp22 miliar) setelah juri menemukan bahwa McGregor secara sipil bertanggung jawab atas serangan seksual yang terjadi di sebuah hotel di Dublin pada 2018.
Salah satu poin banding McGregor adalah pengajuan bukti baru berupa pernyataan tertulis dari seorang mantan tetangga korban, Samantha O’Reilly. Dalam affidavit-nya, O’Reilly menyebut bahwa ia melihat pertengkaran fisik antara korban dan pasangannya sekitar waktu yang sama saat insiden di hotel terjadi.
Namun, bukti tersebut ditarik oleh tim kuasa hukum McGregor saat sidang banding berlangsung awal Juli lalu. Sejak itu, fokus banding bergeser pada keabsahan pengadilan menerima jawaban “no comment” McGregor saat pemeriksaan oleh Gardaí (kepolisian Irlandia) sebagai bagian dari bukti di persidangan.
Kemudian argumen ini pun ditolak oleh para hakim, yang menyatakan bahwa prosedur hukum telah ditempuh secara sah dan tidak terdapat pelanggaran prinsip keadilan dalam proses pembuktian tersebut.
Baca Juga:
Bukan Soal Fisik, Khabib Ungkap Alasan Psikologis Jadi Penghalang Comeback ke UFC
Conor McGregor Siap Kembali ke UFC di Tengah Skandal Seksual?
Pernyataan Korban Nikita Hand
Setelah sidang putusan, Nikita Hand menyampaikan pernyataan emosional kepada media. Ia menyebut, proses banding sebagai pengalaman yang melelahkan dan traumatis.
“Ini adalah perjalanan panjang dan menyakitkan. Banding ini membuat saya berulang kali harus mengingat kembali semuanya, dan itu berdampak besar terhadap diri saya,” ujarnya.
Meski begitu, ia menegaskan pentingnya bersuara dan mencari keadilan.
“Untuk para penyintas di luar sana, saya tahu ini sangat sulit. Tapi jangan diam. Anda pantas untuk didengar, dan Anda juga pantas mendapatkan keadilan,” tambahnya.
Saat ditanya apakah ia memiliki pesan untuk McGregor, Hand hanya menjawab singkat, “Tidak.”
(Dist)