BANDUNG,TM.ID: Festival Tunas Bahasa Ibu 2023 dinilai sebagai bagian dari revitalisasi bahasa daerah.
Hal itu disampaikan Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Herawati, dalam sambutannya pada Festival Tunas Bahasa Ibu Jenjang SD dan SMP Tingkat Provinsi Jawa Barat dan Banten Tahun 2023 di Sutan Raja Hotel Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (14/11/2023).
“Upaya melestarikan bahasa, budaya, dan sastra Sunda merupakan tanggung jawab kita bersama,” ujar Herawati.
Selain masyarakat sebagai pemilik bahasa, lanjut dia, pemerintah pun harus turut andil dalam pelestarian bahasa ibu.
Adapun kegiatan tahun ini diikuti 787 peserta terdiri dari 189 putra dan 192 putri siswa SD, kemudian sebanyak 203 putra dan 203 putri siswa SMP. Selain itu hadir pula 114 guru yang mendampingi.
Adapun Festival Tunas Bahasa Ibu 2023 diikuti perwakilan dari 27 kabupaten/kota di Jabar dan dua kabupaten dari Provinsi Banten, yakni Pandeglang dan Lebak.
BACA JUGA: Festival Tabuik, Tradisi Masyarakat Pariaman Sambut Tahun Baru Islam
Hadir dalam festival itu 23 orang juri yang merupakan pakar, praktisi, dan akademisi di bidang bahasa dan sastra Sunda yang memberikan penilaian objektif.
Sejumlah perlombaan yang diikuti para peserta adalah lomba Ngarang Carpon (mengarang cerita pendek), Nembang Pupuh, Ngadongeng Maca Sajak serta Borangan (Ngabodor Sorangan/ stand up comedy berbahasa Sunda).
“Bahasa daerah merupakan wujud kebhinekaan Indonesia. Kita hadirkan bahasa daerah yang adaptif terhadap perkembangan zaman,” ujar Herawati.
Dalah kegiatan tersebut, hadir Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin yang menegaskan bahwa pengarusutamaan bahasa ibu penting dilakukan untuk melestarikan dan membumikannya agar tetap eksis.
Menurutnya, pengarusutamaan bahasa ibu setidaknya dapat dilakukan di tiga lingkungan yang efektif, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
“Saya yakin setiap peserta telah menunjukkan kesungguhannya dan kerja keras yang luar biasa dalam mempersiapkan diri untuk tampil hari ini,” ujar Bey.
(Aak)