BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Valtteri Bottas harus menghadapi kenyataan pahit, penalti grid lima posisi yang ia terima di GP Abu Dhabi 2024 tak bisa dihapus, meski FIA telah mengubah regulasi agar kasus serupa tidak terulang.
Insiden di Yas Marina Circuit musim lalu terjadi ketika Bottas dinyatakan bersalah menyebabkan tabrakan dengan Kevin Magnussen.
Namun, ia tidak mendapat penalti waktu, ia langsung dijatuhi grid drop lima posisi. Masalahnya, Abu Dhabi adalah balapan terakhir Bottas bersama Stake, sehingga ia belum sempat menjalani hukuman tersebut.
Kini, dengan Bottas berstatus pebalap cadangan Mercedes sepanjang 2025 dan menunggu debut bersama Cadillac di F1 musim 2026, penalti itu akan terbawa hingga ia kembali membalap.
Baca Juga:
Valtteri Bottas dan Warisan Mental Baja ala Militer di Formula 1
FIA memang baru saja merevisi aturan agar hukuman grid harus dijalani maksimal 12 bulan sejak dijatuhkan. Dengan regulasi baru, seharusnya penalti Bottas kedaluwarsa pada 9 Desember 2025. Namun, badan balap dunia itu menegaskan aturan tersebut tidak berlaku surut.
“Saat ini penalti tetap berlaku, karena tidak ada mekanisme untuk mengubah hukuman yang sudah dijatuhkan berdasarkan regulasi lama,” kata juru bicara FIA melansir RacingNews365, Sabtu ( 23/8/2025).
“Perubahan aturan ini ditujukan agar kasus serupa tidak terjadi lagi di masa depan,” lanjutnya.
Artinya, kecuali Bottas dipanggil Mercedes untuk menggantikan George Russell atau Kimi Antonelli di musim 2025, hukuman itu baru akan dijalankan saat debutnya bersama Cadillac.
Jika tak ada revisi lanjutan, ia akan mengawali musim 2026 di GP Australia dengan start mundur lima posisi sebuah hukuman yang sudah berumur hampir 15 bulan.
(Budis)