BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kreator independen, Junaid Miran, menyatakan keberatannya terhadap rumah produksi Film Merah Putih One For All yang diduga menggunakan aset 3D karyanya tanpa izin.
Miran menegaskan, sejumlah aset dalam film animasi tersebut merupakan hasil karyanya, termasuk model karakter anak Papua bernama Jayden. Ia mengaku tidak pernah dihubungi pihak produksi terkait penggunaan karya tersebut.
“Aku terkejut karena tidak tahu apa-apa soal ini. Aku tidak mendapatkan telepon, email, bahkan kartu pos dari mereka,” ungkap Miran melalui akun YouTube pribadinya.
Menurutnya, masalah utama bukan sekadar penggunaan aset, melainkan absennya kredit yang seharusnya diberikan kepada kreator asli. Meski demikian, ia tetap membuka peluang berdiskusi.
“Jika kreator film itu ingin berbicara, aku siap untuk mengobrol. Mungkin ke depan kita bisa berkolaborasi,” tambahnya.
BACA JUGA:
Tegas, Cinepolis Turunkan Film Merah Putih One For All dari Bioskop!
Hanung Bramantyo Kritisi Film Merah Putih One for All: Kenapa Harus Buru-buru Tayang?
Miran juga menegaskan bahwa dirinya akan menempuh jalur hukum untuk memperjuangkan hak atas karya. Ia menyebut belum ada komunikasi resmi dari pihak Perfiki, sehingga langkah hukum menjadi pilihan terakhir.
“Teman-teman, suara kalian sudah didengar. Kalian mau aku berjuang? Oke, aku akan berjuang. Aku siap menuntut mereka yang bertanggung jawab atas ketidakadilan ini,” ujarnya.
Ia mengakui, proses hukum akan menguras waktu, tenaga, dan biaya. Namun, menurutnya, perjuangan ini penting agar hak-hak kreator tetap dihormati.
Sebagai bentuk apresiasi kepada dukungan netizen Indonesia, Miran juga melepas koleksi artwork pribadinya seharga USD 5 atau sekitar Rp75 ribu.
“Harganya aku buat sangat terjangkau, bukan demi keuntungan. Ini soal memberi kesempatan semua orang untuk jadi bagian dari perjuangan demi keadilan,” jelasnya.
(Haqi/Aak)