BANDUNG,TM.ID: Kementerian Kesehatan menerapkan inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Nyamuk yang dikembangbiakkan oleh Miliarder asal Amerika Serikat (AS) Bill Gates ini dilakukan di dalam bangunan bata berlantai dua di Medellín, Kolombia, para ilmuwan bekerja berjam-jam di laboratorium yang lembab untuk membiakkan jutaan nyamuk.
Melalui blog resminya, Gates menyebut, nyamuk yang dilepaskan tidak untuk meneror penduduk setempat. Melainkan nyamuk itu sebenarnya membantu menyelamatkan jutaan nyawa.
Dijelaskan bahwa, ternak nyamuk yang diproduksi di pabrik ini membawa bakteri bernama Wolbachia yang menghalangi mereka menularkan demam berdarah dan virus lainnya, seperti Zika, chikungunya dan demam kuning ke manusia.
BACA JUGA: Inovasi Wolbachia Efektif Turunkan Kasus DBD, Sudah Diterapkan 9 Negara
Mengurangi penularan virus
Dengan melepaskan mereka untuk berkembang biak dengan nyamuk liar, para Wolbachia menyebarkan bakteri untuk mengurangi penularan virus dan melindungi jutaan orang dari penyakit.
Dalam sebuah studi baru di Medellín, kasus demam berdarah telah menurun sebesar 89 persen sejak nyamuk Wolbachia mulai dilepaskan pada 2015.
Hasil ini merupakan terobosan besar, menawarkan bukti teknologi baru ini akan melindungi seluruh kota dan negara dari ancaman penyakit yang dibawa nyamuk.
Program Nyamuk Dunia yang memimpin upaya Wolbachia sekarang melepaskan nyamuk ini di 11 negara yaitu Brasil, Kolombia, Meksiko, Indonesia, Sri Lanka, Vietnam, Australia, Fiji, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Vanuatu.
Tujuan prabik nyamuk
Tujuan utama dari pabrik nyamuk di Medellin adalah koloni nyamuk Wolbachia yang dikembangbiakkan dan akan menjadi induk populasi keturunan nyamuk Wolbachia di masa depan
Keturunan induk kemudian dibesarkan untuk menciptakan jutaan telur, yang menetas ketika dimasukkan ke dalam air dan menjadi larva.
Kemudian larva diberi makan tepung ikan, larva tumbuh menjadi kepompong, yang kemudian menjadi dewasa. Untuk berkembang, individu dewasa membutuhkan guladan darah, yang diambil tim dari stok kadaluarsa di bank darah.
Setelah pabrik membiakkan jutaan telur dan nyamuk dewasa, mereka siap untuk dilepaskan. Telur-telur tersebut dikemas dalam kapsul agar-agar kecil, masing-masing berisi 300 butir telur, yang diberikan kepada warga untuk ditetaskan di air untuk menetas.
Keuntungan pelepasan telur seperti ini adalah telur dapat dengan mudah diangkut jarak jauh dan dapat ditetaskan sesuai kebutuhan.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, Teknologi Wolbachia melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional).
Sebagai pilot project di Indonesia, dilaksanakan di lima kota yaitu: Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang, Kota Bontang.
(Usk)