Apa Itu Night Eating Syndrome?

Night eating syndrome
Night eating syndrome. (istockphoto)

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Night eating syndrome (NES) merupakan kondisi seseorang yang mempunyai kebiasaan makan di tengah malam.

Penderita kondisi ini sering kali tidak bisa tidur kembali sebelum mengonsumsi makanan. Simak penjelasan mengenai penyebab, gejala dan pengobatan night eating syndrome di bawah ini.

Apa itu Night Eating Syndrome?

NES ialah gangguan makan yang dapat membuat penderitanya tidak mampu menahan keinginannya untuk makan sebelum atau selama tidur malam.

Penderita NES sering kali tidur lebih larut atau terbangun beberapa kali di tengah malam hanya untuk makan, lalu kembali tidur.

Jika tidak segera ditangani, NES dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan serius seperti diabetes dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Penyebab Night Eating Syndrome

Hingga saat ini, penyebab pasti dari NES masih belum diketahui. Namun, dugaan utama adalah adanya gangguan pada ritme sirkadian tubuh, yaitu jam biologis yang mengontrol tidur, rasa lapar, kelelahan, dan kewaspadaan.

Selain itu, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya NES antara lain:

  • Faktor genetik: Risiko lebih tinggi jika ada keluarga dengan riwayat kondisi serupa.
  • Diet di siang hari: Tubuh mungkin baru memberi sinyal lapar pada malam hari.
  • Stres, depresi, atau kecemasan berlebih.
  • Gangguan makan lainnya: Seperti bulimia nervosa.
  • Penyalahgunaan zat atau obat-obatan terlarang.
  • Kondisi medis tertentu: Seperti insomnia, sleep apnea, dan restless leg syndrome.

Gejala Night Eating Syndrome

NES dapat menimbulkan sejumlah gejala yang berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Beberapa tanda dan gejala umum yang sering dialami oleh penderita night eating syndrome adalah:

  • Keinginan kuat untuk makan antara jam makan malam dan jam tidur.
  • Penderita terbangun di tengah malam untuk makan lebih dari 4 kali per minggu.
  • Konsumsi kalori berlebihan pada malam hari.
  • Penderita biasanya melewatkan sarapan dan makan siang, namun nafsu makan meningkat di malam hari.
  • Keyakinan bahwa mereka tidak bisa tidur tanpa makan, dan biasanya merasa tidak dapat mengontrol keinginan makan di tengah malam, yang dapat menimbulkan rasa malu, cemas, atau sedih.

Pengobatan Night Eating Syndrome

Pengobatan NES dimulai dengan edukasi pasien mengenai kondisi mereka untuk membantu mereka lebih waspada terhadap pola makan dan tidur.

Dokter mungkin akan merekomendasikan satu atau kombinasi dari beberapa metode pengobatan berikut untuk menangani NES:

  • Terapi perilaku kognitif (CBT): Psikoterapi yang bertujuan mengubah perilaku dan pola pikir yang mengganggu serta membantu memulai kebiasaan hidup yang lebih sehat.
  • Penggunaan obat-obatan: Seperti antidepresan untuk mengatasi NES yang disebabkan oleh depresi.
  • Latihan mind-body: Seperti relaksasi otot progresif untuk membantu pasien lebih tenang dan mudah tidur kembali saat terbangun di malam hari.
  • Terapi cahaya (fototerapi): Menggunakan lampu khusus selama 15-30 menit setiap hari untuk membantu mengubah ritme sirkadian sehingga pasien dapat merasa mengantuk di malam hari.
  • Terapi hormon melatonin: Untuk mengatur dan mengontrol siklus tidur dan bangun.
  • Konseling dengan ahli gizi: Untuk membantu menjaga berat badan ideal yang dapat terdampak oleh perilaku NES.

BACA JUGA: Mengenal Tradisi Malam Tirakatan di Jawa dalam Rayakan Kemerdekaan 17 Agustus

Mengingat kondisi ini dapat menjadi pemicu masalah yang lebih serius, jika Anda sedang mengalami night eating syndrome segera mencari penanganan yang tepat untuk menghentikan kebiasaan tersebut.

 

(Virdiya/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Tyronne del Pino Singgung Soal Dampak Menurunnya Kondisi Fisik
Tyronne del Pino Singgung Soal Dampak Menurunnya Kondisi Fisik Terhadap Performa Permainan Persib
Tiket reguler premium Solo Safari
Cari Tahu Perbedaan Tiket Reguler dan Premium Solo Safari!
Rak Menjaga Buku
Inilah Alasan Kenapa Kamu Harus Punya Rak Buku!
Risiko suntik testosteron
Apakah Suntik Testosteron Memiliki Risiko Tinggi?
Liburan Akhir Tahun
Dave Hendrik Liburan Akhir Tahun di Korea Selatan
Berita Lainnya

1

Anggota Komisi 2 DPRD Jabar Imbau Masyarakat Aware Terhadap Konsumsi Makanan dengan Kadar Gula Tinggi

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Aktivitas Kawah Sileri Gunung Dieng Meningkat, Masyarakat dan Wisatawan Tidak Masuki Wilayah Radius 500 Meter

4

Gunung Mas Group (GMG) dan LKP Bina Ilmu Gelar Pelatihan Operator Dump Truck ke-2 yang Didukung Disnakertrans Malut

5

Hampir Mirip, Ini Perbedaan Gejala Herpes dan Gigitan Tomcat
Headline
Pesawat Azerbaijan Airline Jatuh di Kazakhstan
Pesawat Azerbaijan Airline Jatuh di Kazakhstan: 38 Tewas, 29 Selamat
Gempa Guncang Nanggroe Aceh Darussalam
Gempa Magnitudo 4,3 Guncang Nanggroe Aceh Darussalam
Persib Masih Menjadi Tim Yang Belum Terkalahkan di Liga 1
Persib Masih Menjadi Tim Yang Belum Terkalahkan di Liga 1, Bojan Hodak: Ini Sepakbola Yang Berbeda
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia 26 Desember 2024

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.