BANDUNG,TM.ID: Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat (Jabar), Wahyudin Iwang menyebutkan bahwa beberapa antisipasi banjir bakal lebih optimal apabila berbarengan dengan perbaikan drainase perkotaan. Menurutnya, kondisi drainase di Kota Bandung masih menjadi pekerjaan rumah dari tahun ke tahun.
Terlebih saat masa darurat sampah yang masih berlaku hingga hari ini, kata Wahyudin, memperparah kondisi mitigasi bencana banjir.
“Upaya-upaya dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung inipun tidak transparan dan terpublikasikan terkait bagaimana (masalah) drainase ini direspon,” kata Wahyudin, Kamis (16/11/2023).
BACA JUGA: Hari Ayah 2023, DP3A Kota Bandung Usung Tema ‘Ayahku Pahlawan Keluarga’
Menurutnya jumlah volume timbulan sampah masih sangat luar biasa tinggi nya.
“Misalkan (memperhitungkan) jumlah volume timbulan sampah yang masih luar biasa. Itu mempengaruhi larian air yang masuk ke drainase misalkan tersumbat sampah yang tidak terolah. Itu menimbulkan titik-titik genangan banjir di Kota Bandung. Malah makin luas,” ucapnya
Wahyudin mengatakan, drainase merupakan hal yang sederhana tapi persoalannya apabila hingga saat ini masih ada genangan.
“Sistem drainase masih buruk. Itu hampir di Kota Bandung masih buruk. Tak usah bicara soal kajian ilmiah atau lain sebagainya. Sederhanya, fakta di lapangan, sejumlah titik di Kota Bandung yang diproyeksikan untuk diperbaiki, masih terjadi genangan saat ini,” ungkapnya
Artinya masih ada ketidakseriusan pemerintah yang menjadi faktor penyebab masalah banjir. menurutnya, terlebih lagi sistem drainase dapat intervensi dari masalah sampah.
BACA JUGA: Satpol PP Kota Bandung Tertibkan Alat Peraga Kampanye Sebelum Masa Kampanye
“Artinya dilakukan atau hanya memproyeksikan saja? Atau malah hanya menghamburkan uang untuk melakukan normalisasi drainase yang buruk,” ujarnya
Menurut hasil pantauan Walhi Jabar, pihaknya menghitung mulai dari wilayah Buah Batu, Kiaracondong, Cicadas, Ujungberung, Andir, Astanaanyar, Tegallega, dan kawasan Jalan BKR. Menurutnya catatan kecil itu merupakan beberapa lokasi yang mesti disorot Pemkot Bandung menyoal perbaikan sistem drainase.
“Itu kasusnya masih sama di lokasi tahun lalu. Artinya kami melihat ketidakseriusan pemerintah untuk memperbaiki sistem drainase yang baik,” imbuhnya
Tak hanya itu, wahyudin mengatakan, pembangunan kolam retensi dan pompa air mesti lebih transparan terhadap publik. Sistem, lokasi, hingga cara kerja upaya antisipasi itu mesti diketahui masyarakat supaya pemerintah menerima beragam masukan. Lantas pihaknya menyayangkan hal tersebut.
“Cuman pada dasarnya, kami mendorong pemerintah ketika ada upaya mitigasi atau upaya yang akan dijalankan, publik harus tahu. Tersampaikan secara berkala. Konteks sosialisasi jangan terjebak hanya beberapa kali,” pungkasnya.
(Rizky Iman / Masnur)