BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Di tengah gegap gempita Centre Court Wimbledon, nama Amanda Anisimova menggema sebagai harapan baru tenis putri Amerika Serikat.
Petenis berusia 23 tahun itu menorehkan sejarah dengan melaju ke final Wimbledon untuk pertama kalinya dalam kariernya, usai menaklukkan petenis nomor satu dunia, Aryna Sabalenka.
Langkah Anisimova terasa simbolik. Ia bukan hanya menciptakan kejutan besar di semifinal, tetapi juga menjadi petenis putri AS pertama yang menembus final Wimbledon sejak Serena Williams pada 2019, membuka kembali harapan hadirnya dominasi Amerika di turnamen tenis paling bergengsi di dunia.
“Ini sangat luar biasa. Saya belum terlalu memikirkan sejarahnya, tapi bisa berdiri di final Wimbledon, rasanya hampir tidak nyata,” ujar Anisimova dalam konferensi pers usai pertandingan.
Datang sebagai unggulan ke-13, Anisimova bukan favorit juara. Namun, ia menunjukkan mental petarung, terutama saat menundukkan Sabalenka yang dikenal garang dan konsisten musim ini.
Kemenangan ini mengantar Anisimova ke duel puncak menghadapi Iga Swiatek, ratu Grand Slam era baru dengan lima gelar di tangannya.
Keduanya belum pernah bertemu di level profesional WTA, tetapi sempat sekali bersua di level junior. Meski Anisimova datang sebagai underdog, ia tak gentar menghadapi tantangan.
“Iga adalah petenis yang luar biasa. Ia menginspirasi saya, baik dari cara bermain maupun kerja kerasnya. Bisa bertanding melawannya di final Grand Slam jelas akan menjadi momen istimewa,” ungkap Anisimova.
Di sisi lain, Swiatek mengakui belum banyak menyaksikan pertandingan Anisimova sepanjang turnamen. Namun ia menyadari, lawannya kali ini tampil memukau sepanjang turnamen.
“Ia bermain luar biasa di lapangan rumput. Gaya mainnya cocok di permukaan ini. Saya akan mempersiapkan diri secara taktik dan mencoba mengantisipasi kekuatannya,” tutur petenis asal Polandia itu.
Laga final yang digelar Sabtu (12/7) akan menandai tujuh tahun berturut-turut Wimbledon menobatkan juara baru di nomor tunggal putri.
Namun bagi publik Amerika, ini lebih dari sekadar final, ini tentang kebangkitan. Anisimova membawa harapan sebagai pewaris semangat Serena, sosok ikonik yang dulu menginspirasi banyak generasi muda, termasuk dirinya sendiri.
(Budis)