BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah menyiapkan revolusi besar di sektor transportasi publik melalui program Angkot Pintar, yang akan diterapkan secara bertahap hingga tahun 2029.
Program tersebut menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai upaya menghadirkan transportasi kota yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Rasdian Setiadi, menyatakan Angkot Pintar bukan sekadar peremajaan kendaraan, tapi juga transformasi sistem menyeluruh, mulai dari trayek hingga sistem pembayaran.
“Angkot Pintar sedang kita siapkan tahapan pelaksanaannya, dimulai 2025 hingga 2029. Semua langkah sudah dipetakan, termasuk kajian dampak sosial, trayek, hingga teknologi,” kata Rasdian, Selasa (29/7/2025).
Salah satu tantangan besar dalam transformasi ini adalah integrasi trayek angkot dengan sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang akan mulai dibangun pada 2026. Beberapa trayek angkot akan tumpang tindih dengan jalur BRT, sehingga akan dilakukan rerouting atau pengalihan rute.
“Trayek yang terdampak jalur BRT akan direstrukturisasi. Yang overlaping akan dihapus dan diganti dengan rute baru yang tetap mengakomodasi kebutuhan warga,” ucapnya.
Pemkot juga memperhatikan nasib para sopir angkot yang trayeknya terdampak. Rasdian menegaskan mereka tidak akan ditinggalkan. Pemerintah bekerja sama dengan World Bank dan pengelola BRT untuk menyiapkan skema penempatan ulang.
“Mereka yang kehilangan trayek akan kami prioritaskan untuk ikut seleksi menjadi pengemudi BRT atau posisi lain. Ini bentuk tanggung jawab kami agar transformasi ini tetap berpihak pada pelaku transportasi yang selama ini berkontribusi,” ujarnya.
Baca Juga:
DPRD Dukung Angkot Pintar di Kota Bandung Jadi Solusi Transportasi Publik
Selain trayek, sistem pembayaran di angkot juga akan bertransformasi. Mulai 2026, beberapa trayek akan menguji coba sistem pembayaran digital non-tunai menggunakan kartu khusus yang disubsidi pemerintah.
“Pembayaran digital akan menjadi bagian dari standarisasi pelayanan. Ini untuk meningkatkan kenyamanan penumpang sekaligus mendorong transparansi sistem transportasi,” ungkapnya.
Tak kalah penting, aspek kendaraan ramah lingkungan juga menjadi perhatian utama. Dishub sudah menyiapkan kajian teknis terkait penggunaan angkot berbasis listrik atau bahan bakar bersih lainnya, mengingat usia sebagian besar armada saat ini sudah melebihi 15 tahun.
“Angkot pintar ini juga akan lebih ramah lingkungan. Kami kaji kemungkinan penggunaan kendaraan listrik agar Bandung lebih bersih dan bebas polusi,” pungkasnya.
Transformasi ini dinilai sebagai langkah strategis untuk menghadirkan transportasi publik yang tertib, terintegrasi, dan berkelanjutan di Kota Bandung, tanpa mengesampingkan pelaku eksisting yang selama ini menjadi tulang punggung mobilitas warga.
(Kyy/Budis)