BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Asep Kuswara mengungkapkan, sistem zonasi yang diterapkan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi penyebab mangkrak nya puluhan bus sekolah gratis.
Asep mengatakan, jumlah total bus sekolah tersebut ada 36 unit dengan rincian 14 unit sudah dilelang, 5 beroperasi, 16 rusak berat, dan satu unit merupakan hibah dari Pomdam.
Puluhan bus yang terbengkalai saat ini di halaman kantor Dishub Jabar pun imbas adanya aturan zonasi dalam PPDB. Sebab, pelajar tidak ada yang berminat untuk menggunakan transportasi massal tersebut..
“Kalau zonasi sudah enggak ada kan sekolah jadi bebas (dimana saja). Maka kita harus pikirkan kembali untuk angkutan-angkutan sekolah. Bus-bus itu juga sudah ada (terbengkalai) sekitar satu hingga dua tahunan,” kata Asep Kuswara, Jumat (31/1/2025).
Asep pun mengaku, kondisi bus saat ini sudah tidak layak untuk digunakan dan sudah rusak. Hal tersebut yang menjadi alasan Dishub Kota Bandung akan menghapus puluhan bus tersebut dengan cara melelang
“Kondisinya sudah rusak dan layak dihapuskan, makanya kita lelang dan dilakukan appraisal, sebagian sudah laku terjual karena sudah tidak mungkin digunakan,” ucapnya
Selain itu, Asep juga menegaskan, jika puluhan bus tersebut tidak bisa diperbaiki untuk digunakan kembali.
BACA JUGA: Paska Kecelakaan Bus di Ciater, Pj Gubernur Jabar Minta Hal Ini ke Pihak Sekolah
Meskipun bisa diperbaiki, kata Asep, membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk dikeluarkan, sehingga Dishub Kota Bandung memilih untuk dilelang.
“Tapi sekarang belum ada rencana penggantian atau peremajaan untuk bus sekolah itu. Nanti untuk ke depan kita akan lihat situasi (terkait sistem sekolah),” ujarnya
Sebagai informasi, bus sekolah gratis tersebut diluncurkan Ridwan Kamil saat menjabat sebagai Wali Kota Bandung pada 2013 silam. Awalnya terdapat 10 bus yang diluncurkan, dan Ridwan Kamil menargetkan Pemkot Bandung memiliki 100 bus untuk memfasilitasi transportasi para pelajar sebagai upaya mengurangi kemacetan.
(Rizky Iman/Usk)