BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Lima tahun lalu, dunia tenis menjulukinya sebagai “prodigy” asal Amerika Serikat.
Namun tak banyak yang menyangka bahwa Amanda Anisimova harus melewati badai panjang sebelum kembali bersinar di Grand Slam.
Kini, di usia 23 tahun, Anisimova akhirnya kembali ke panggung utama dengan cara yang luar biasa. Bermain solid di Court 1, petenis unggulan ke-13 itu memastikan tempat di semifinal Wimbledon 2025 usai menumbangkan Anastasia Pavlyuchenkova dua set langsung, 6-1, 7-6.
Namun kemenangan ini lebih dari sekadar skor. Ini adalah klimaks dari perjalanan panjang seorang petenis yang pernah hilang dari radar dunia tenis.
Nama Amanda Anisimova mencuat pada 2019, ketika ia, masih berusia 17 tahun, membuat kejutan besar di French Open dengan menyingkirkan Aryna Sabalenka dan Simona Halep dalam perjalanannya ke semifinal.
Tak butuh waktu lama, pada 2022, ia kembali mencuri perhatian dengan mencapai perempat final Wimbledon. Namun ekspektasi tinggi dan tekanan mental yang menyertai membuat kariernya goyah.
Di musim panas tahun yang sama, performanya mulai menurun drastis. Dalam sembilan bulan, ia hanya mencatat empat kemenangan dan tak pernah menang beruntun di sepuluh turnamen berturut-turut.
Merasa kewalahan secara mental, Anisimova memutuskan beristirahat dari dunia tenis selama tujuh bulan, sebuah keputusan berani di tengah puncak kariernya. Saat kembali bermain di awal 2024, ia berada di peringkat 442 dunia.
Kini, 18 bulan kemudian, Anisimova tak hanya bangkit, ia tampil sebagai kekuatan baru di turnamen rumput. Di musim grass court tahun ini, ia mencatat rekor impresif 11 kemenangan dari 13 pertandingan, dan melanjutkan dominasinya atas Pavlyuchenkova dengan rekor head-to-head 4-0.
“Satu tahun lalu saya bahkan kalah di babak kualifikasi Grand Slam ini. Rasanya menyedihkan,” ucap Anisimova.
“Tapi saya terus melatih diri, menaklukkan cedera, dan membangun kembali kepercayaan diri saya,” lanjutnya.
Di laga ini, ia mencetak 26 winner, unggul jauh dari Pavlyuchenkova (9 winner), menegaskan bahwa permainannya sudah kembali tajam.
Baca Juga:
Menang Lawan Azarenka, Iga Swiatek Bukukan Kemenangan ke-300
Selanjutnya, Anisimova akan menantang Aryna Sabalenka, petenis nomor 1 dunia yang pernah ia kalahkan lima kali dari delapan pertemuan.
Laga ini bukan hanya soal tiket final, tapi juga tentang pembuktian bahwa ia telah kembali sebagai salah satu petenis elit dunia.
Dari keterpurukan hingga semifinal Grand Slam, kisah Amanda Anisimova adalah narasi tentang kekuatan mental, keberanian mengambil jeda, dan kemampuan untuk memulai kembali.
Wimbledon 2025 bisa saja menjadi awal dari babak baru dalam kariernya dan dunia tenis siap menyambut kebangkitan ini.
(Budis)