BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Nasib para pengguna obat gangguan mental yang ditanggung BPJS di kota Bandung sangat mengkhawatirkan, hal tersebut dikarenakan tidak ditemukannya salah satu obat yang di butuhkan oleh para pengguna obat gangguan mental tersebut.
Salah satu obat yang paling sulit ditemukan di apotek adalah Alprazolam, obat ini banyak digunakan oleh para pengidap gangguan mental. Para pengguna obat ini pun tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab sulit didapatkannya obat tersebut.
Sementara itu, salah seorang pengguna obat gangguan mental mengaku sudah satu bulan tidak mendapatkan obat Alprazolam di Kota Bandung.
“Saya sudah satu bulan tidak mendapatkan obat itu, padahal saya udah sering kali menanyakan ke CS Medika menanyakan ketersediaan obat itu, namun alasannya selalu sama tanpa ada informasi yang jelas,” kata salah satu pengguna obat gangguan mental yang tidak mau di sebutkan namanya kepada teropongmedia, Senin (2/2024)
Menyikapi hal tersebut, Kepala Departemen Pengadaan Klinik Medika, Ikbal mengakui bahwa Alprazolam sudah sebulan kosong di apotek tempatnya.
“Saya mendapatkan informasi mengenai kelangkaan obat tersebut baru pagi ini,” ungkapnya saat di konfirmasi teropongmedia, Senin (2/9/2024). Padahal menurut data yang diterima oleh Teropongmedia, kelangkaan obat Alprazolam di mulai sejak awal bulan Agustus)
Ia mengungkapkan, Klinik Medika mendapat obat tersebut dari PT Mercy Farma melalui distributor PT Tiara Kencana Cabang Bandung.
“Saya dapat obat itu dari distributor. Distributor itu ngambil obat dari produsen farmasi khusus untuk pelayanan program JKN, yaitu PT Mercy Pharma, yang mendistribusikan obat tersebut melalui PT Tiara Kencana Cabang Bandung yang ditunjuk oleh PT Mercy Farma,” ungkapnya.
Lebih lanjut Ikbal menjelaskan pihaknya sudah memesan obat tersebut dan sudah di tulis di buku apotekernya. Menurutnya pemesanan sudah dilakukan di bulan Agustus lalu. Namun, tak kunjung datang hingga hari ini.
“Di bulan Agustus sudah saya pesan ulang tapi ternyata masih ada kekosongan,” jelasnya.
Ia mengaku akibat dari hal tersebut pihaknya tidak memiliki barang yang dibutuhkan, menurutnya yang berkewenangan memiliki barang (obat/red) adalah pabrik pembuatnya yakni PT Mercy Pharma, yang diserahkan ke distributor PT Tiara Kencana Cabang Bandung.
Ia menegaskan sejauh ini pihak Klinik Medika sudah berusaha untuk memesan obat yang dibutuhkan.
“Banyak kondisi obat-obatan yang kosong bukan cuma Alprazolam, obat lain pun kosong seperti levetiracetam yang baru datang,” kata Ikbal.
Ikbal menyebut, kalau pihaknya hanya memiliki kekuatan menyiapkan obat yang di butuhkan klinik. sementara produsen PT Mercy Farma mendistribusikan obat melalui distributor PT Tiara Kencana Cabang Bandung sesuai dengan kebijakan dari Dinas Kesehatan.
“Karena kekuatan kita di Fasciankes hanya itu, sebatas menyiapkan obat, sementara pemilik obat ada di produsen PT Mercy Farma yang di distribusikan melalui PT Tiara Kencana Cabang Bandung dan jika terjadi kekosongan yang akan memanggil pihak Kemenkes, menanyakan ke pihak produsen,” katanya.
Sementara itu Ikbal menjelaskan, bagi pengguna BPJS sudah ada di aplikasi Mobile JKN yang di dalamnya ada pengaduan terkait obat BPJS, Fasilitas dan lainya.
BACA JUGA: Mengetahui Bipolar Episode Manik yang Didiagnosa Yudo Adreawan
“Kalau BPJS kan ada aplikasi mobile JKN, dalam aplikasi tersebut ada pengaduan obat BPJS yang memfasilitasi obat yang masuk dan nantinya di cek oleh Kemenkes,” ungkapnya.
“Awal bekerja sama dengan BPJS Kesehatan telah membuat suatu komitmen, yaitu untuk pemenuhan salah satu poinnya pemenuhan obat-obatan, cuma kembali lagi kalau yang memproduksi obat kan sebenarnya bukan kita melainkan produsen-nya,” jelasnya.
Seperti di ketahui, berdasarkan keterangan pengidap gangguan mental pengguna BPJS Kesehatan, Aprazolam sangat susah di dapat dalam satu bulan terakhir di kota Bandung. Selain Apotek Medika ada juga sejumlah apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan tidak memiliki stok obat Alprazolam diantaranya Apotek Mama dan Apotek 7 Menit Bandung.
Hingga berita ini di turunkan redaksi masih belum mendapatkan konfirmasi dari pihak Dinas Kesehatan Kota Bandung maupun pihak BPJS Kesehatan Kota Bandung.
(Agung)