JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Kabar BBM dioplos akibat korupsi di lingkungan PT Pertamina (Persero), menjadi kekhawatiran bagi konsumen karena bahan bakar yang tidak sesuai peruntukan.
Perlu menjadi pengetahuan, sebagian besar motor maupun mobil yang kini beredar di pasaran menyematkan mesin berkompresi tinggi.
Umumnya, nilai rasio kompresinya sudah mencapai angka 10, bahkan ada yang lebih. Dengan spesifikasi seperti ini, kendaraan sebenarnya memerlukan bahan bakar berkualitas tinggi atau tanpa timbal, untuk memberikan kinerja yang optimal.
Pengaruh BBM dan Kompresi terhadap Performa Kendaran
Melansir situs Delta Lube, Penggunaan BBM sesuai spesifikasi akan meningkatkan performa mesin secara signifikan. Sebaliknya, Jika kendaraan bensin dengan oktan yang lebih rendah tak sesuai pabrikan, dampaknya bisa sangat merugikan.
Secara teoritis, motor dengan kompresi tinggi menghasilkan ledakan api yang lebih besar dan panas yang lebih tinggi.
Bila motor dipaksa menggunakan bensin dengan oktan rendah, apalagi jika dilengkapi dengan busi tipe panas, motor bisa mengalami masalah.
Pemaksaan ini jika dilakukan terus menerus, berisiko menyebabkan ledakan mesin terjadi sebelum waktunya atau yang dikenal dengan istilah pre-ignition.
Risiko BBM Tak Sesuai untuk Mesin
Motor dengan rasio kompresi tinggi dan mengonsumsi bahan bakar yang tidak sesuai berpotensi menyebabkan penumpukan karbon di ruang bakar.
Menumpuknya karbon pada ruang bakar menjadi lebih sempit dan mesin menjadi semakin panas. Apalagi, bisa berujung pada kebocoran kompresi yang merusak mesin.
Solusi dari pabrikan, biasanya mengantisipasidengan menggunakan busi tipe dingin yang dirancang untuk menangani suhu tinggi.
Akan tetapi, bisa terjadi percuma jika terus menggunakan bahan bakar tak sesuai. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemilik motor untuk memahami bahwa bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi mesin motor adalah hal yang tidak boleh diabaikan.
Penggunaan Bahan Sesuai Kompresi
Sebagai panduan, motor dengan rasio kompresi 9-10 idealnya menggunakan bahan bakar dengan RON 90. Sementara itu, motor dengan rasio kompresi 10-11 cocok menggunakan BBM dengan RON 92.
Untuk motor dengan rasio kompresi 11-12, sebaiknya menggunakan bahan bakar dengan RON 95 agar mesin dapat bekerja secara maksimal dan terhindar dari kerusakan.
Modus Korupsi BBM Pertamina
Diberitakan sebelumnya, Kejaksaan Agung telah menetapkan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, RS sebagai tersangka dugaan korupsi.
BACA JUGA:
Pertamina Tegaskan BBM Kualitas Pertamax Jenis RON 92 Telah Sesuai Standar Ditjen Migas
Respon Keresahan Masyarakat, Bahlil Bentuk Tim Pastikan Spesifikasi BBM
Kasus itu menjerat RS terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina pada periode 2018-2023. Dalam kasus tersebut, RS disinyalir membeli Pertalite dan mengoplosnya menjadi Pertamax.
“Modus termasuk yang saya katakan RON 90, tetapi dibayar RON 92. Kemudian, diblending, dioplos, dicampur,” kata Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejagung, Abdul Qohar, di Jakarta, Selasa (25/2/2025).
(Saepul/Budis)