BANDUNG,TM.ID: Para Akademisi Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, yang dipimpin oleh Rektor UAI Asep Saefuddin datang ke Gedung Bawaslu untuk menyampaikan kritik.
Hal tersebut pun diterima baik, Anggota Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu Umum), Lolli Suhenty mengaku bahwa Bawslu siap menerima kritik dan masukan saat menjalankan tugas dalam mengawasi pemilu (Pemilihan Umum) 2024.
“Pemilu 2024 diharapkan berjalan dengan baik. Pemilu 2024 harus bisa dipertanggungjawabkan secara proses dan hasil dan tak menciderai rasa keadilan setiap orang,” kata Lolli setelah mendengar masukan para akademisi di lantai 5 gedung Bawaslu, Jakarta, Senin (12/2/2024).
Lolly juga mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menjalankan tugas dengan baik. Terkait putusan MKMK (Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi) dan DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) dia pun mengakui bahwa ada kendala dan dinamika, yang menjadi pencermatan Bawaslu.
“Bahwa ada anggapan Bawaslu tebang pilih, secara kelembagaan kami menjalankan tugas sesuai dengan kewenangannya untuk bekerja secara maksimal dan bertanggungjawab,” jelas Lolly, melansir dari Bawaslu.
Para akademisi UAI sebelumnya telah memberi sembilan masukan yang disampaikan kepada Bawaslu. Isi masukan tersebut ialah.
1. Bawaslu harus memastikan pemilu berjalan sesuai dengan nilai electoral juctice untuk menciptakan sosial juctice untuk menciptakan state.
2. Bawaslu menindak tegas dugayaan penyimpanan yang berpotensi merusak reputasi pemilu.
3. Bawaslu harus menjadi pemandu nilai-nilai etika dan hukum.
4. Bawaslu harus dapat memastikan netralitas aparatus TNI, polri, dan ASN.
5. Bawaslu memastikan asas pemilu tidak sekedar daftar yang termuat di UU Pemilu atau retorika saja, tapi harus dilaksanakan secara otentik.
6. Bawaslu menyiapkan mitigasi potensi sengketa hasil pemilu dan laporan dugaan pelanggaran pemilu dari peserta pemilu.
7. Bawaslu memastikan jembatan dialog antar pihak agar terjadi pemilu yang harmonis.
8. Bawaslu bertanggungjawab penuh, pemilu sebagai tradisi demokrasi subtansial yang mendorong perbaikan bangsa dan negara.
9. Seluruh jajaran pengawas pemilu harus memiliki kemampuan menghayati dan memahami dugaan pelanggaran pemilu dan memiliki kemampuan teknis terhadap teknis pengawasan pemilu dan menyelesaikan masalah-masalah pemiliu.
BACA JUGA: Bawaslu Tanggapi Film Dokumenter “Dirty Vote” yang Jadi Sorotan
Dalam hal ini Bawaslu mengucapkan terima kasih atas kritikan yang diberikan oleh pihak akademisi UAI yang telah mengingatkan sumpah jabatan mereka. Lolly juga juga mengatakan bahwa masukan tersebut akan diteruskan kepada pimpinan Bawaslu yang lain.
(Vini/Aak)