BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Keputusan Ai Ogura untuk meninggalkan Honda dan bergabung dengan Trackhouse Racing MotoGP bersama Aprilia bukan sekadar perpindahan tim biasa.
Bagi Honda, ini adalah semacam luka batin. Bagi Ogura, ini adalah jalan baru yang menuntut keberanian menabrak garis tradisi.
Honda telah menjadi rumah besar bagi Ogura sejak langkah awalnya di dunia Grand Prix. Dari Asia Talent Cup, Moto3, hingga Moto2 bersama Idemitsu Honda Team Asia, Ogura adalah proyek jangka panjang Honda pebalap Jepang yang dipersiapkan menjadi penerus Takaaki Nakagami di kelas utama.
Namun, ketika peluang untuk naik ke MotoGP terbuka, Ogura justru mengambil arah mengejutkan, menerima tawaran Aprilia dan meninggalkan Honda di persimpangan jalan.
Tim LCR Honda pun harus mengalihkan fokus kepada Somkiat Chantra, bukan karena pilihan utama, tetapi karena satu-satunya opsi yang tersedia.
“Tidak ada yang menyangka hal ini. Honda sudah berinvestasi sejak awal, namun Ogura menolak tawaran lanjutan mereka,” ujar bos LCR Honda Lucio Cecchinello.
Keputusan ini menggugah perdebatan lama di paddock, apakah loyalitas masih relevan di era MotoGP modern yang semakin digerakkan oleh performa dan strategi jangka pendek?
Ogura, dalam pandangan sebagian orang, telah “mengkhianati” rumah yang membesarkannya. Namun di sisi lain, banyak yang melihat langkahnya sebagai tindakan berani, mencari motor terbaik dan tim yang paling siap bersaing di lintasan.
Baca Juga:
CEO Ducati Ungkap Alasan Kecelakaan Marc Marquez di MotoGP Spanyol
Aprilia saat ini menawarkan motor yang lebih kompetitif dibandingkan Honda, yang masih berkutat dengan problem teknis dan hasil balapan yang inkonsisten.
Dan Ogura memilih jalur paling logis jika ia ingin menulis sejarah sebagai pebalap Jepang pertama yang benar-benar bisa menembus papan atas MotoGP sejak era Daijiro Kato.
Kini, Honda harus berbenah. Selain mempercepat pengembangan RC213V, mereka juga menghadapi pertanyaan mendasar, apakah proyek Asia Talent Cup dan investasi di level Moto3 dan Moto2 masih sepadan, jika pada akhirnya pembalap-pembalap terbaik justru memilih jalan lain?
Keputusan Ogura adalah isyarat bahwa dalam dunia MotoGP hari ini, kesetiaan bisa jadi kemewahan yang tak lagi relevan.
Yang dibutuhkan adalah kecepatan, stabilitas teknis, dan tim yang bisa memberi podium. Jika itu ada di luar Honda, bahkan seorang anak emas seperti Ogura pun tak ragu untuk melangkah pergi.
(Budis)