JAKARTA,TM.ID: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD mengatakan, dakwah yang lentur dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat menjadi kunci Nahdlatul Ulama (NU) bisa bertahan hampir 100 tahun.
“Selama puluhan tahun NU berhasil membangun keislaman dan ke-Indonesia-an secara harmonis,” kata Mahfud di sela-sela kegiatan Jalan Sehat 1 Abad Nahdlatul Ulama bersama Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf di Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (23/1/2023).
Mahfud menyebut, dakwah yang disampaikan Nahdliyin selalu mendekati budaya, sehingga dapat diterima di kehidupan masyarakat.
BACA JUGA: 1.500 Personel Kepolisian Jaga 44 Vihara dan Klenteng di Jakut
“Dakwah NU itu mendekatkan pada apa yang dihayati sebagai budaya masyarakat, kemudian diberikan ruh keislaman. Itu sebabnya semakin besar dan diterima dalam kehidupan masyarakat,” kata ida.
Di satu sisi, katanya, NU membangun keislaman dan ke-Indonesia-an secara harmonis. Di sisi lain, organisasi tersebut juga memiliki tantangan yaitu munculnya gerakan anti-Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), misalnya gerakan ideologi transnasional baik liberalisme, kapitalisme, atau islamisme yang ingin dipaksakan ke Indonesia.
“NU sebagai salah satu pilar penting berdirinya NKRI. Oleh sebab itu, komitmen NKRI harga mati harus tetap tumbuh dan tetap kuat,” tegasnya.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga menegaskan bahwa sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar, harus tetap mengemban semangat ke-Indonesia-an di mana Indonesia dianggap sebagai negara kosmopolit.
“NU sebagai jamiyah itu dinamis, selalu bisa mengikuti perkembangan zaman bahkan perkembangan politik nasional dan ikut menjaganya,” ujar Mahfud.
(Dist)