JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Direktur Ekskutif CSIIS dan aktivis NU, M Sholeh Basyari menyakini bahwa kasus dugaan korupsi Tom Lembong tidak akan merembet pada siapapun. Tidak ke jajaran menteri-menteri kabinet merah putih atau pejabat di pemerintahan sebelumnya. Kenapa?
Kali ini Lembong merasakan bahwa gula tidak selalu manis. Tuduhan yang menjerat Lembong adalah kasus lama terkait kerugian negara akibat kebijakan pergulaan.
“Posisi Lembong unik dalam konteks ini. pertama, Lembong ditengarai mengganggu kebijakan gula nasional. kedua, Lembong adalah salah jangkar utama kelompok investor pro-amerika. ketiga, posisi Lembong terkait gula nasional kita, sedikit parallel dengan pergulaan kuba,” kata Sholeh kepada Teropongmedia.id, Kamis (31/10/2024).
Lembong Menggembosi Program Swasembada Gula?
Ada rumor bahwa tindakan hukum atas Lembong, sejatinya “tidak terkait” kerugian negara 400 milyar. Seperti kesimpulan publik, jika reasoning-nya adalah kerugian 400 M, maka semua menteri perdagangan yang melakukan kebijakan impor gula, idealnya secara gandeng renteng, menunggu giliran setelah Lembong.
Sholeh menyebutkan, reasoning utama pengambilan Lembong rumornya adalah aktivitas bisnis-politiknya yang mengarah pada penggembosan dan penghancuran program gula untuk bioetanol maupun swasembada komoditas ini.
Program swasembada gula dan gula untuk bioetanol memang tengah digeber pada 2022-2023 era menko marves dipegang Luhut Binsar Panjaitan. Program ini kerjasama Indonesia Brazil dengan leading sector Pertamina serta perhutani sebagai penyedia lahan.
Untuk kepentingan ini, perhutani telah melakukan deforestasi di lereng Lawu (Jawa Timur). sementara Pertamina tengah menyiapkan pabrik pengolahan gula menjadi bioetanol di Tuban.
“Proyek gula ini gagal, setelah secara keekonomian tidak prospek akibat kekuatan invisible hand yang menggelontor pasaran dengan gula impor,” ujarnya.
without sugar there is no country
Slogan itu, kata dia, gambaran tentang Kuba, negara di kawasan Latin Amerika. without sugar there is no country, tanpa gula tidak ada negeri (Kuba). Gula merupakan komoditas utama negeri Fidal Castro . Tragisnya, gula yang merupakan produk dan komoditas andalan Kuba, dihancurkan oleh Amerika.
Paman Sam membakar banyak dolar demi membanjiri Kuba dengan gula impor. Akhirnya slogan without sugar there is no country berubah menjadi “sugar has been ground in to dust”, gula telah digiling menjadi debu.
Kabarnya, yang dilakukan Lembong terhadap industri gula kita, paralel dengan operasi penghancuran industri Kuba oleh Amerika.
BACA JUGA: Tom Lembong Tersandung Kasus Impor Gula, Simpan Uang Tunai di Kantong Plastik?
Dengan reasoning seperti ini,kata dia, mudah disimpulkan bahwa pengambilan Lembong, adalah pertama dan terakhir. treatment pada Lembong adalah shock therapy sekaligus warning kepada menteri dan kepala badan serta lembaga, kabinet merah putih, untuk tegak lurus pada mandat rakyat juga yang tidak kalah penting, bahwa daya rusak dari kegiatan invisible hand terhadap kepentingan nasional kita.
Seperti diberitakan sebelumnya, Mantan Menteri Perdagangan, Tom Lembong, ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi impor gula tahun 2015-2016. Ia diduga menyalahgunakan wewenang saat menjabat sebagai Mendag dengan memberikan izin importasi 105 ribu ton gula kristal murni saat Indonesia mengalami surplus gula. Akibatnya, negara diklaim merugi hingga Rp400 miliar.
(Agus Irawan/Usk)