JAKARTA,TM.ID: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pekerja harus bergaji Rp10 juta per bulan jika Indonesia ingin naik kelas menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045.
“Artinya kita harus mencari pekerjaan, kalau income per tahun US$10 ribu atau (sekitar) Rp150 juta, berarti minimum income kita itu sekitar Rp10 juta per bulan. Ini yang harus dicari sektor industri apa yang bisa membayar gaji di Rp10 juta,” kata Airlangga dalam HSBC Summit 2023 di The St Regis, Jakarta Selatan, Rabu (11/10/2023).
Lebih lanjut, Airlangga menyebut saat ini pendapatan per kapita Indonesia ada di angka US$4.700 atau setara Rp73 juta (asumsi kurs Rp15.693 per dolar AS). Lalu, pendapatan per kapita Indonesia ditargetkan naik ke US$5.500 atau Rp86 juta di 2024 dan US$10 ribu alias Rp156 juta selepas 2030 hingga 2045.
BACA JUGA : Tegas, Kemendag Ekspor Kratom Tidak Dilarang
“Artinya kita harus naik industrinya ke sofistifikasi (kompleks), lebih tinggi. Atau kita lihat industri yang bisa menaikkan industri-industri dasar, seperti tekstil and footware, itu pada produk-produk yang punya nilai lebih tinggi. Kita harus move away dari industri yang bisa dikerjakan negara lain, seperti Bangladesh dan lain-lain,” imbuhnya.
Menurutnya, Indonesia akan mengandalkan sektor manufaktur di masa mendatang, di mana saat ini kontribusinya 18 persen ke ekonomi tanah air. Pada 2030, sektor ini ditargetkan menyumbangkan 25 persen, terlebih adanya digitalisasi dan industri 4.0.
Airlangga pun berkelakar kepada para peserta yang hadir. Menurutnya, petinggi-petinggi HSBC dan undangan yang hadir punya penghasilan di kisaran Rp150 juta alias US$10 ribu.
Ia pun lantas menantang HSBC menciptakan lapangan pekerjaan bergaji tinggi. Airlangga menyebut sudah banyak cuan yang didapat dari investasi di perbankan.
“Saya barusan menyurvei ruangan ini, hasil survei saya income per kapita di ruangan ini semuanya di atas US$10 ribu. Jadi kita enggak usah jauh-jauh, kita mau Indonesia seperti di ruangan ini di 2030. Untuk mencapainya, itu tanggung jawab HSBC,” kelakar Airlangga disambut riuh tepuk tangan dan gelak tawa peserta yang hadir.
“Tadi di toko sebelah menargetkan at least perbankan bisa menciptakan 1 juta lapangan kerja, sekarang saya menantang HSBC berapa juta yang bisa diciptakan? Berapa banyak return of investment, lalu berapa banyak lapangan kerja yang bisa diciptakan? Itu yang penting,” tandasnya.
(Usamah)