BANDUNG,TM.ID: Ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari dampak negatif lingkungan sekitar. Salah satunya adalah dengan mengukur dan memantau kualitas udara yang ada di sekitar.
Mengapa hal ini penting? Menurut International Association for Medical Assistance to Travellers, kondisi udara di Indonesia masuk katagori buruk. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata tahunan partikel PM2.5 di Indonesia adalah 17 g/m3, melebihi batas maksimum yang direkomendasikan sebesar 10 g/m3.
Aplikasi Nafas
Nafas adalah aplikasi pengukur kualitas udara yang hadir di Indonesia sejak tahun 2020. Piotr dan Nathan Roestandy mendirikan aplikasi nafas ini setelah menyadari pentingnya pengukuran kualitas udara saat berada di China pada tahun 2013-2016 saat itu kondisi udara sangat buruk.
Ketika Nathan kembali ke Indonesia, ia juga memantau kualitas udara di sekitarnya. Hasilnya ternyata kualitas udara di Indonesia cukup buruk. Proses pengembangan aplikasi ini memakan waktu setidaknya dua tahun.
Cara Kerja Aplikasi Nafas
Aplikasi Nafas dirancang untuk memberi informasi tentang tingkat polusi udara di sekitar kita. Selain itu juga memberikan tips untuk menjaga kesehatan tubuh. Ketika pengguna membuka aplikasi, mereka akan melihat beranda yang menampilkan lokasi favorit yang telah ditambahkan.
Pengguna dapat melihat peta dan menemukan lokasi-lokasi sensor Nafas terdekat dengan warna yang menunjukkan Indeks Kualitas Udara (AQI). Data kualitas udara diperbarui setiap 10 menit. Aplikasi ini juga memberikan rekomendasi mengenai kebutuhan ventilasi di rumah, tempat untuk berolahraga (baik di luar ruangan maupun dalam ruangan), dan sebagainya.
Selain itu, Nafas juga dapat terintegrasi dengan perangkat seperti Aria Smart HEPA Purifier dan AirTest Smart Home Air Monitor. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memantau kualitas udara di dalam ruangan secara real-time.
Alasan Mengukur Kualitas Udara Sekitar
Mengukur kualitas udara di sekitar kita menjadi penting karena dapat berdampak pada kesehatan terutama penyakit paru-paru dan asma. Partikel PM2.5 yang sangat kecil dapat masuk ke paru-paru dan bahkan ke aliran darah.
Anak-anak berada pada risiko yang lebih tinggi karena tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan. Penelitian menunjukkan bahwa polusi udara dapat mengurangi kapasitas paru-paru, mempengaruhi perkembangan neurologis, dan bahkan memengaruhi IQ anak-anak.
Selain dampak pada kesehatan, polusi udara juga berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung. Ketika berolahraga di area dengan tingkat polusi udara yang tinggi, risiko penyakit jantung meningkat hingga 33 persen. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa kualitas udara sebelum melakukan aktivitas fisik di luar ruangan, terutama di pagi hari.
Penggunaan Sehari-Hari
Dalam kehidupan sehari-hari, aplikasi Nafas dapat menjadi alat yang berguna. Piotr menggunakan aplikasi ini setiap hari untuk memastikan keluarganya hidup sehat, terutama di tengah pandemi.
Dengan adanya aplikasi Nafas, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan kualitas udara di sekitar. Meskipun kita tidak dapat sepenuhnya menghindari polusi udara, dengan mengukur dan memantau kualitas udara, kita dapat melindungi diri kita dan orang-orang terdekat.
BACA JUGA: Udara di Jakarta Sedang Buruk, Greenpeace Desak Pemprov DKI Bertindak!
(Kaje)