GUNUNGKIDUL, TEROPONGMEDIA.ID — Fenomena ribuan ulat jati yang bergelantungan di bawah pohon jati di kawasan Gunungkidul, Yogyakarta, kembali terjadi.
Peristiwa itu terekam dalam video yang ditayangkan akun Instagram @yogyakarta.keras pada Minggu (17/11/2024).
Dalam tayangan beberapa potongan video itu, tampak seorang perempuan yang mengenakan helm, diduga stres sampai menangis karena ketakutan dengan ribuan ulat yang bergelantungan di bawah pohon.
“koe asli wong doplang, tapi wedi uler jati (aku asli orang -Desa- Doplang, tapi takut ulat jati),” demikian keterangan yang tertera pada video tersebut.
Video lain menunjukkan pengendaran motor yang berbocengan harus susah payah berkelok memilih jalan untuk menghindari ulat jati yang bergelantungan menghalani ruas jalan.
Sementara orang yang dibonceng berusaha menyingkirkan ulat jati dengan menggunakan ranting.
BACA JUGA: Ngeri! Ada Ulat pada Makanan Atlet Disabilitas Indonesia di Paralimpiade Paris 2024
Siklus Hidup Ulat Jati
Mengutip laman Institut Pertanian Bogor (IPB), ulat jati yang dalam bahasa latin disebut Hyblaea puera, termasuk golongan hama, khususnya untuk pohon jati.
Bahkan ulat yang berukuran sekitar 3 cm ini berkembang secara masif pada pohon kayu jati, sampai melahap habis seluruh daun jati.
Ulat ini banyak ditemukan di daerah pesisir Pulau Jawa, di antaranya di daerah Jepara, Rembang, Blora, Gunungkidul, Tuban, dan Bojonegara.
Siklus hidup ulat jati menjadi fenomena tersendiri menjelang peralihan fase dari bentuk ulat menjadi kepompong.
Ulat jati dengan jala alami yang dikeluarkan dari tubuhnya akan turun menuju permukaan tanah untuk kemudian berubah menjadi kepompong, yang selanjutnya akan menjadi ngengat.
Sumber Makanan
Masyarakat Jawa Tengah sudah terbiasa menjadikan kepompong atau enthung ulat jati sebagai makanan. Bahkan belakangan ini banyak makanan olahan yang berbasis enthung ulat jati ini.
Di beberapa daerah di Indonesia, terutama Jawa dan Madura, ulat entung dikumpulkan untuk kemudian diolah menjadi bahan tumisan, sayur lodeh, sayur asem-asem, balado, rempeyek, keripik, dan rica-rica. Enthung jati memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, yaitu 15-20 persen.
(Aak)