BANDUNG,TM.ID: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar), Vini Andiani Dewi menyebutkan, angka kematian akibat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jabar mencapai 71 kasus.
“71 kasus dengan angka kematian dari tiga daerah, yakni Bogor, Subang dan Kabupaten Bandung Barat (KBB), ” kata Vini di Kota Bandung, Jumat (8/3/2024).
Menurut Vini, ketiga daerah tersebut merupakan yang tertinggi kasus DBD di Jabar.
“Sampai kini (8 Maret) ada 7654 kasus, tertinggi itu ada di Kota Bogor ada delapan ratusan,lalu di KBB sama delapan ratusan dan di Subang tujuh ratusan”, ucapnya.
Vini menjelaskan, kasus DBD setiap tahunnya terjadi, namun berdasarkan data lonjakan kasus DBD terjadi saat peralihan musim ditambah dengan adanya fenomena Elnino.
“Dengan adanya Elnino, sangat berpengaruh terhadap kembang biak nyamuk itu,” ujarnya.
BACA JUGA: Langkah Pencegahan DBD, Bey Minta Dinkes Jabar Terus Lakukan Edukasi
Untuk itu, lanjut Vini, jajarannya mengimbau masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan selalu memperhatikan kebersihan lingkungan.
“Ketika pergantian musim, dari kemarau ke hujan akan terjadi peningkatan DBD,” jelasnya.
Vini juga mengatakan, genangan air di tempat-tempat bekas seperti bekas kemasan makanan dan tempat yang berpotensi menampung air akan banyak saat masa peralihan musim dari kemarau ke penghujan.
“Kondisinya berbeda, jika musim hujan. Dimana, musim hujan air terus mengalir, tidak ada air tergenang yang biasa dijadikan tempat nyamuk bertelur,” ungkapnya.
Vini juga mengajak, pencegahan DBD harus dilakukan setiap hari karena DBD merupakan penyakit sepanjang tahun.
“Contohnya dengan menerapkan 3M, yaitu menutup tempat air, menguras dan melakukan daur ulang benda bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk. Itu harus dilakukan sepanjang tahun terutama tadi saat perubahan musim kemarau ke musim hujan,” tukasnya.
(Budis)