BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Memperingati lahirnya Yesus Kristus ke dunia, Hari Natal patut kita rayakan dengan syahdu dan damai. Meski begitu, sepanjang sejarah Natal di dunia, ada beberapa kejadian kelam yang justru terjadi pada Hari Natal.
Berikut merupakan beberapa tragedi kelam jelang Natal sepanjang sejarah. Simak dalam artikel ini untuk mengetahuinya.
1. Banjir Natal 1717
Pada 25 Desember 1717 terjadi sebuah badai besar yang melanda daerah pesisir Belanda, Jerman, dan Skandinavia. Akibatnya, banjir bandang dan meluluhlantakkan ketiga negeri tersebut. Desa-desa di pesisir lenyap karena banjir.
Tragedi kelam jelang natal ini menelan 14.000 nyawa. Bahkan, daerah Butjadingen di Jerman kehilangan 30 persen populasinya. Dari banyak orang yang hilang akibat banjir bandang, hanya segelintir yang berhasil ditemukan. Bendungan dan pintu air pun rusak parah pada masa tersebut.
2. Ku Klux Klan berdiri
Ku Klux Klan (KKK) merupakan organisasi asal Amerika Serikat (AS) yang terkenal rasis dan menjunjung paham white supremacy dan tidak segan-segan menindas bahkan menghabisi kelompok ras, minoritas, dan agama lain.
Saat era Rekonstruksi, AS kembali di tata dan segala perubahan terjadi. Salah satu perubahan tersebut adalah melegalkan hak rakyat Afrika-Amerika sebagai masyarakat AS (bisa bekerja hingga membeli tanah) agar hidup sejahtera.
Pada 24 Desember 1865, enam veteran kubu Konfederasi mendirikan KKK di Pulaski, Tennessee. Mereka tak setuju dengan Rekonstruksi. Mereka ingin kelompok ras kulit putih tetap menguasai AS, dan mereka yang bukan kulit putih harus mengabdi atau dihabisi. Sempat jatuh bangun, KKK masih membandel hingga sekarang.
3. Kecelakaan Tangiwai 1953
Tragedi kelam jelang natal berikutnya adalah Kecelakaan Tangiwai 1953. Pada 24 Desember 1953, sebuah kereta dari Wellington ke Auckland, Selandia Baru, berangkat pada malam sebelum Natal.
Saat mendekati jembatan Sungai Whangaehu, terlihat peringatan untuk berhenti karena jembatan rusak akibat lahar dari Gunung Ruapehu. Tak tepat berhenti, kereta mencapai jembatan yang kemudian roboh.
Akibatnya, dari 285 penumpang dan awak, sebanyak 151 jiwa terenggut dalam kejadian ini. Sehigga insiden ini dianggap sebagai kecelakaan kereta api terparah dalam sejarah Selandia Baru. Bahkan, sebanyak 20 jenazah tidak dapat ditemukan dan diduga terbawa arus sungai hingga ke laut.
4. Kebakaran Hotel Daeyeonggak 1971
Pada 25 Desember 1971, terjadi kebakaran di Hotel Daeyeonggak, Seoul. Api yang membakar hotel ini berasal dari ledakan sebuah kedai kopi di lantai 2 hotel. Berkobar selama 10 jam, tak sedikit penghuni hotel yang tak mampu selamatkan diri.
Akibat kejadian ini, sebanyak 164 nyawa meninggal. Lalu, sebanyak 63 orang terluka. Hingga saat ini, kebakaran Hotel Daeyonggak di Hari Natal 1971 masih menjadi insiden kebakaran hotel paling mematikan dalam sejarah perhotelan dunia.
5. Uni Soviet menginvasi Afganistan pada 1979
Semua bermula pada 1978, saat Partai Demokrasi Rakyat Afganistan (PDPA) menduduki negeri tersebut. Berpaham komunis, nilai PDPA bertentangan dengan nilai Islam Konservatif di negeri tersebut.
Bahkan, PDPA sebenarnya terbagi menjadi dua kubu, Khalq dan Parcham. Saat Khalq makin besar, hubungan dengan Uni Soviet pun memanas.
Pada 1979, Uni Soviet di bawah kepemimpinan Leonid Brezhnev mengirimkan pasukan ke Afganistan dan langsung menyerang Kabul. Setelah membunuh pemimpin Khalq, Uni Soviet kemudian menjadikan petinggi Parcham sebagai pemimpin PDPA dan pemimpin Afganistan baru.
Ketegangan antara Uni Soviet dan Afganistan merenggut sekitar 2 juta nyawa Afganistan, dan tak sedikit yang kabur ke negara lain. Dikecam dunia, invasi Uni Soviet baru berhenti pada Februari 1989 di bawah pemerintahan Mikhail Gorbachev sebelum Uni Soviet terpecah pada Desember 1989.
6. Bom Malam Natal 2000
Pada Malam dan Hari Natal, tak sedikit pemeluk agama Nasrani yang memadati gereja untuk melangsungkan misa. Namun, Malam Natal pada 2000 akan jadi tragedi kelam jelang natal yang terus dikenang.
Pada 24 Desember 2000, terjadi serentetan peledakan bom di puluhan gereja Indonesia yang melaksanakan misa Malam Natal di:
- Medan
- Pematang Siantar
- Batam
- Pekanbaru
- DKI Jakarta
- Bekasi
- Sukabumi
- Bandung
- Pangandaran
- Kudus
- Mojokerto
- Mataram
Peledakan bom tersebut membunuh 16 orang dan melukai 96 lainnya. Salah satu figur yang tewas adalah Riyanto, anggota banser yang bertugas saat misa Malam Natal di Mojokerto. Riyanto dengan sigap membuang bom tersebut agar ledakannya tak signifikan, meski harus gugur dalam baktinya di usia belia, 25 tahun.
Diketahui, pelaku pengeboman tersebut berasal dari Jemaah Islamiyah, organisasi terorisme di Asia Tenggara. Peledakan bom ini diduga sebagai “balas dendam terhadap kekerasan atas kaum Muslim di Ambon dan Poso”. Kelompok teroris ini kemudian lanjut meledakkan Sari Club dan Paddy’s Club di Bali pada 2002.
BACA JUGA: Kenapa Perayaan Natal Identik Warna Merah dan Hijau?
Jadi itu merupakan tragedi kelam jelang natal yang harus kamu ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu!
(Kaje/Budis)