BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof. Dr. Ir. Arif Djunaidy, M.Sc., menekankan bahwa pemanfaatan big data saat ini menjadi kunci utama dalam perkembangan sektor perdagangan elektronik di Indonesia.
Menurutnya, seiring meningkatnya transaksi digital, data menjadi aset berharga yang memungkinkan perusahaan memahami perilaku konsumen, meningkatkan efisiensi operasional, dan merancang strategi pemasaran yang lebih efektif.
“Pertumbuhan e-commerce di Indonesia sangat signifikan, didorong oleh jumlah penduduk yang besar dan semakin melek digital,” ujar Arif, melansir laman resmi ITS.
Lima Pilar Big Data dalam E-Commerce
Dalam penjelasannya, Arif memaparkan bahwa big data dalam dunia e-commerce dikarakterisasi oleh lima elemen utama yang dikenal dengan konsep 5V: volume, velocity (kecepatan), variety (keragaman), veracity (kebenaran), dan value (nilai).
Volume menggambarkan besarnya data yang dihasilkan dari aktivitas konsumen, sementara velocity menunjukkan seberapa cepat data tersebut diproses.
“Ukuran data perusahaan kini mencapai skala terabyte, jauh lebih besar dibandingkan era sebelumnya yang hanya berkutat pada skala gigabyte,” ungkapnya.
Variety merujuk pada keragaman jenis data, mulai dari transaksi pembelian yang terstruktur hingga ulasan pelanggan dalam bentuk teks, suara, bahkan video. Sementara itu, veracity memastikan keakuratan data agar keputusan bisnis yang diambil tidak menyesatkan. Terakhir, value menjadi indikator seberapa besar nilai strategis yang bisa diekstraksi dari data tersebut.
Integrasi AI dalam Ekosistem E-Commerce
Untuk mengolah big data secara optimal, perusahaan membutuhkan teknologi canggih yang mampu menganalisis dan menyajikan data dalam waktu singkat. Di sinilah kecerdasan buatan (AI) memainkan peran penting.
Salah satu aplikasi AI yang paling populer dalam e-commerce adalah sistem rekomendasi produk, yang memanfaatkan riwayat pembelian dan preferensi pengguna.
Selain itu, AI juga digunakan untuk segmentasi pelanggan, memungkinkan perusahaan menyusun strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran.
“Misalnya, pelanggan yang sering mencari produk fesyen akan dikategorikan khusus, sehingga rekomendasi yang diberikan lebih relevan,” jelas Arif.
AI juga berperan dalam memprediksi tren pembelian, mengelola stok barang, dan mengembangkan iklan personalisasi berdasarkan profil pengguna. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya mampu meningkatkan efisiensi logistik, tetapi juga menciptakan pengalaman belanja yang lebih personal bagi konsumen.
Mendukung Industri Inovatif dan Berkelanjutan
Lebih lanjut, Arif menyoroti peran teknologi ini dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-9 yang menekankan pentingnya industri inovatif dan infrastruktur yang andal.
Dengan memanfaatkan AI dan big data secara strategis, perusahaan mampu mengoptimalkan operasional dan memperkuat daya saing di tengah persaingan digital yang semakin ketat.
BACA JUGA:
ITS Hadirkan Apartemen Kepiting Soka, Inovasi untuk Bantu Nelayan
“Perusahaan yang mampu mengadopsi teknologi ini dengan tepat akan menjadi pelaku utama dalam ekosistem digital yang lebih cerdas, inklusif, dan berkelanjutan,” tutur Arif.
Ia pun optimistis, e-commerce di Indonesia akan terus tumbuh pesat seiring kemajuan teknologi big data dan kecerdasan buatan.
(Virdiya/Aak)