BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pakaian ketat saat masa kehamilan sangat tidak dianjurkan, meskipun tidak membahayakan bayi yang ada di dalam kandungan secara langsung, tapi pakaian ketat akan menimbulkan ketidaknyamanan.
Tubuh perempuan pasti akan mengalami banyak perubahan saat hamil, terutama di bagian perut. Menggunakan pakaian ketat memiliki potensi terjadinya beberapa masalah kesehatan bagi ibu hamil.
Alasan Hindari Pakaian Ketat Saat Hamil
Berikut adalah alasan mengapa ibu hamil sebaiknya menghindari pakaian ketat.
1. Risiko Infeksi Jamur
Penggunaan pakaian ketat dapat meningkatkan risiko infeksi jamur pada vagina. Selama kehamilan, perempuan cenderung mengalami peningkatan keputihan.
Jika pakaian dalam yang dikenakan terlalu ketat, lingkungan lembap ini akan menjadi tempat yang ideal bagi jamur untuk berkembang biak secara berlebihan, menyebabkan infeksi.
Studi menunjukkan bahwa perempuan yang sering mengenakan pakaian ketat lebih rentan terhadap kandidiasis, yang merupakan salah satu penyebab utama vaginitis.
Untuk mengurangi risiko ini, penting bagi ibu hamil untuk memilih pakaian yang longgar dan berbahan katun. Pakaian seperti ini memungkinkan area panggul bernapas dengan lebih baik, sehingga mengurangi kelembapan berlebihan yang bisa menyebabkan infeksi jamur.
Meskipun infeksi jamur selama kehamilan tidak berbahaya bagi janin, infeksi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan bagi ibu hamil.
2. Risiko Heartburn
Pakaian ketat di bagian pinggang dapat memicu heartburn atau nyeri ulu hati. Ini karena selama kehamilan, peningkatan hormon progesteron menyebabkan pencernaan menjadi lebih lambat.
Ketika pencernaan melambat, makanan dan asam lambung bisa tertahan lebih lama di dalam perut, meningkatkan risiko heartburn.
Tekanan tambahan dari pakaian ketat di sekitar perut bisa memaksa isi perut naik ke esofagus, menyebabkan heartburn. Untuk menghindari hal ini, ibu hamil disarankan untuk mengenakan pakaian yang lebih longgar di bagian perut.
3. Risiko Sakit Punggung dan Kaki
Sakit punggung dan kaki adalah keluhan umum selama kehamilan, dan pakaian ketat bisa memperburuk kondisi ini. Penelitian menunjukkan bahwa mengenakan celana ketat dapat menyebabkan kompresi saraf tulang belakang, kondisi yang dikenal sebagai meralgia paresthetica. Ini dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, dan nyeri pada paha.
Selain itu, sakit kaki juga bisa disebabkan oleh tekanan dari pakaian ketat yang menghambat aliran darah. Mengenakan pakaian longgar dapat membantu mengurangi risiko ini.
4. Kurangnya Sirkulasi
Pakaian ketat, baik selama kehamilan maupun tidak, dapat memperlambat sirkulasi darah dalam tubuh. Selama kehamilan, tubuh membutuhkan aliran darah yang optimal untuk mendukung pertumbuhan janin. Pembuluh darah yang melebar pada awal kehamilan berfungsi untuk meningkatkan volume darah yang diperlukan.
Namun, jika aliran darah terhambat oleh pakaian ketat, ini bisa menyebabkan hipotensi atau tekanan darah rendah. Kondisi ini bisa memicu pingsan, terutama saat berdiri tiba-tiba dari posisi duduk atau berbaring. Selain itu, pakaian ketat juga bisa menyebabkan pembengkakan, varises, dan wasir.
BACA JUGA: Penuhi Nutrisi Ibu Hamil dengan Buah Ini, Si Imut Kaya Khasiat
Agar janin mendapatkan pasokan dara yang sehat dan oksigen untuk tumbuh kembang yang optimal, sebaiknya tidak menggunakaan pakaian ketat saat masa kehamilan.
Tindakan untuk tidak menggunakan pakain tersebut juga, dapat mencegah terjadinya berbagai risiko yang muncul.
(Virdiya/Aak)