BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali memicu dugaan keracunan yang menimpa sejumlah pelajar di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Dalam sebuah video yang beredar, terlihat beberapa siswa mengalami kejang akibat peristiwa tersebut.
Menanggapi kejadian ini, Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Sebagai wujud tanggung jawab, BGN telah menurunkan tim ke lokasi sejak Jumat (19/9/2025) untuk memastikan para korban mendapatkan penanganan medis yang diperlukan.
“Kami sangat prihatin atas kejadian ini dan turut berempati kepada seluruh pasien serta keluarga yang terdampak. BGN bersama seluruh pihak terkait terus bekerja keras memastikan penanganan kesehatan terbaik serta melakukan langkah investigasi menyeluruh atas insiden ini,” ujar Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, dikutip Minggu (21/9/2025).
301 Siswa Telah Diizinkan Pulang
Direktur RSUD Trikora, Feldy Deki, menyampaikan dari total 335 pasien yang dirawat, sebanyak 301 orang kondisinya sudah membaik dan diperbolehkan pulang pada Sabtu (20/9/2025). Sementara itu, sisanya masih harus mendapatkan perawatan medis lantaran mengalami gejala seperti sesak napas serta kram pada otot dada, tangan, dan kaki.
“Mengenai kondisi tersebut, pihak rumah sakit telah memberikan penanganan maksimal dengan memberikan obat serta penanganan medis lainnya sesuai dengan gejala yang dialami masing-masing korban,” kata Feldy seperti dikutip Minggu (21/9/2025).
Pasien Membludak, Petugas Medis Ditambah
Untuk memperkuat layanan, lanjut Feldy, RSUD Trikora telah mendapatkan tambahan tenaga medis dari RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Total, ada 4 dokter spesialis anak dan anestesi, serta tiga perawat yang diterjunkan.
“Dukungan ini tentunya sangat penting dan bernilai tinggi bagi kami, keluarga pasien dan pasien itu sendiri, terutama dalam meningkatkan sisi psikologis. Kami mengapresiasi langkah cepat seluruh pihak yang turut fokus dalam menangani insiden ini,” ungkap Feldy.
Feldy menegaskan bahwa RSUD Trikora bersama tim medis gabungan akan terus melakukan pemantauan secara intensif terhadap pasien yang masih menjalani perawatan. Evaluasi serta koordinasi dengan berbagai pihak pun terus dilakukan untuk memastikan penanganan berjalan optimal.
“Kami berkomitmen memberikan penanganan terbaik bagi seluruh pasien yang masih dirawat. Selain itu, kami juga akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan informasi terbaru mengenai kondisi pasien serta langkah penanganan selanjutnya jika diperlukan,” ujar Feldy.
Tidak Ada Indikasi Kerusakan Saraf
Sementara itu, perwakilan tim medis Kementerian Kesehatan dari RSUP dr. Wahidin, Rusmin, memastikan bahwa pasien yang masih dirawat dalam kondisi stabil.
“Alhamdulillah kondisinya stabil dan tidak mengancam jiwa. Anak-anak ini kini dalam tahap pemulihan,” jelas Rusmin.
Baca Juga:
277 Siswa di Bangkep Diduga Keracunan Massal Usai Santap Makan Siang MBG
Ia menambahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan feses maupun anamnesis, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan saraf ataupun gejala serius sebagaimana yang sempat dikhawatirkan publik akibat adanya kejang.
“Dari hasil pemeriksaan tidak ada indikasi kerusakan saraf yang dikaitkan dengan kejang. Jadi, kekhawatiran masyarakat terkait hal tersebut dapat ditepis,” tutup Rusmin.
(Virdiya/Aak)