KAB GARUT,TM.ID: Dilaporkan Puluhan orang menjadi korban sate jebred atau satai kulit di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Beberapa orang korban di antaranya berasal dari Kabupaten Tasikmalaya.
Berdasarkan Laporan terbaru jumlah korban keracunan makanan di Kecamatan Cilawu sebanyak 52 orang, dengan rincian warga Cilawu 41 orang, sebanyak 11 orang dirawat, 28 orang rawat jalan, dan dua orang meninggal dunia.
Sedangkan warga luar daerah dari Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya yang tercatat di Puskesmas Cilawu sebanyak 11 orang, dengan rincian 1 orang dirawat, 9 orang rawat jalan, dan 1 orang meninggal dunia.
BACA JUGA : 20 Siswa SD di Bandung Barat Keracunan Minuman Kemasan, Pemkab Beri Santunan
“Masih muda ya orang yang meninggal ini, tidak ada keluhan penyakit apa-apa, cuma ya itu terasa seperti mual, muntah, dia pusing, lemas, dan dibawa ke sebuah rumah sakit, dan itu meninggal di sana,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Kabupaten Garut Asep Surachman melansir Antara, Kamis (12/10/2023)
Lebih lanjut Asep mengatakan pihaknya kini melakukan skrining masyarakat di Kecamatan Cilawu untuk mendeteksi dini apakah keracunan sate jebred atau tidak. Menurutnya, jika menunjukkan gejala sakit dan ada riwayat mengonsumsi sate tersebut maka secepatnya dilakukan penangan medis.
“Benar-benar dia punya riwayat makanan tertentu, yang diduga menyebabkan keracunan, itu kita masukkan ke laporan baru, penambahan kasus,” ujarnya.
Asep mengimbau masyarakat yang mengeluhkan sakit dan menunjukkan gejala keracunan seperti mual, pusing, dan muntah-muntah segera datang ke tempat fasilitas pelayanan kesehatan.
“Dugaan keracunan makanan, kita masukkan, kalau dia enggak punya riwayat makan apa-apa, dengan yang diduga selama ini, makanan itu, kita keluarkan (bukan korban keracunan),” katanya.
Asep menambahkan terkait hasil laboratorium pemeriksaan sampel makanan dan muntahan dalam kasus keracunan makanan itu belum dapat diketahui, prosesnya membutuhkan waktu cukup lama yakni paling cepat sepekan.
Tidak hanya Dinkes Garut yang akan melakukan Uji laboratorium, tapi juga oleh Kepolisian Resor Garut yang melakukan pengujian ke Pusat Laboratorium Mabes Polri.
“Mana yang lebih cepat, itu yang akan salah satu indikasi dari mana-mananya, penyebabnya,” ujarnya.
(Usamah)