BANDUNG, TM.ID: Asisten pelatih Persib Bandung, Yaya Sunarya menjalani hari pertamanya sebagai caretaker tim usai Luis Milla memutuskan mundur dari pelatih kepala. Yaya Sunarya mengaku tak merasa gugup menjalani tugasnya sebagai caretaker Persib Bandung.
Yaya Sunarya menjelaskan, ini bukan kali pertamanya didapuk menjadi caretaker tim Persib Bandung. Pasalnya sebelum Luis Milla mundur, Yaya sempat mengemban tugas tersebut dalam beberapa tahun ke belakang.
Yaya Sunarya di Hari Pertama Memimpin Latihan
Sesi latihan hari ini, Persib Bandung dipimpin langsung oleh Yaya Sunarya pada Senin, 17 Juli 2023 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung. Dalam tugasnya yang bersifat sementara ini, ia dibantu Bayu Eka Sari, Luizinho Passos, dan I Made Wirawan.
“Kalau buat saya sendiri situasi ini bukan hanya sekali ya, berdasarkan pengalaman artinya, ketika musim lalu Robert pun gak ada, lalu ada jeda Luis Milla gak ada akhirnya pegang tim,”
“Sebelumnya juga waktu sama pa jajang pas masuk Radovic ya lepas, sebelumnya juga 2003 sama Juan Paez. Sebetulnya situasi seperti ini ya situasional,” kata Yaya kepada awak media usai memimpin sesi latihan.
BACA JUGA: Bos Teddy: Yaya Sunarya Pengganti Luis Milla
Situasi Berat Usai Luis Milla Pergi, Persib Bisa Lebih Bijak
Lulusan UPI Bandung itu mengatakan situasi tersebut memang harus dihadapi oleh semua tim. Pasalnya, kondisi tersebut layaknya kehidupan yang harus dihadapi dan dilewati secara baik.
Memang, Yaya mengakui situasi ini memang amatlah berat bagi tim Maung Bandung. Apalagi katanya Persib berada dalam kondisi serba sulit usai menelan hasil imbang tiga kali beruntun.
“Sebagai teman, sesama pelatih tentunya normal kita sedih dengan situasi ini, tapi bagaimana pun juga inilah kehidupan, sama seperti kehidupan di luar sepak bola, kadang suka, duka, akan selalu ada,” tambahnya.
Namun kebersamaan yang sudah dibangun selama ini membuat Persib bisa lebih bijak dalam menyikapi situasi sulit ini. Ia juga senang dengan sikap tersebut karena tetap melahap materi latihan dengan baik dan semua pemain bisa saling menguatkan satu sama lain.
“Begitupun kita, di latihan ini kita saling menguatkan, kita bersikap profesional, wajar misalnya ada hal yang berbeda karena tidak ada kehadiran coach dan temen temennya, tapi kita berusaha untuk menyingkapi itu dengan sikap dan attitude yang normal. Teman-teman juga siap melanjutkan aktivitas mereka sebagai pemain profesional,” imbuh pria berusia 50 tahun tersebut.
BACA JUGA: Begini Nasib Alberto Rodriguez Pasca Mundurnya Luis Milla dan Tyronne dari Persib
Persib Saling Menguatkan
Di sisi lain kata Yaya, timnya tetap berkonsentrasi penuh menghadapi dua laga tandang selanjutnya yang cukup berat. Sebagai langkah persiapan timnya, Yaya menerangkan Persib akan berkonsentrasi secara bertahap dari pertandingan satu ke pertandingan berikutnya.
“Ya kita fokus dari match ke match, baik itu tanpa kehadiran coach Milla, tanpa kehadiran mereka kita fokus pertandingan melawan psm, lawan persik, kita fokus lawan berikutnya siapapun itu,” tutur eks pelatih fisik PKT Bontang tersebut.
Apalagi Yaya yakin, peluang timnya untuk bangkit amatlah besar karena masih banyak yang bisa terjadi dalam sebuah pertandingan. Terlebih langkah Persib di musim ini juga tak begitu buruk, meski tak pernah menang dan tak juga kalah.
“Jadi kita bisa liat kualitas sekarang, PSM bisa kalah di rumah sendiri, Persib juga belum membuahkan hasil di rumah sendiri, opsi untuk menang ada, tetapi kita lihat bagaimana perkembangan tim main di luar bisa memenangkan pertandingan,” kata
Lebih lanjut kata Yaya, ini bukanlah situasi yang baru dialami timnya. Berkat pengalaman tersebut, justru Persib bisa lebih baik dalam mengambil sikap.
Seperti di musim lalu usai ditinggalkan Robert Alberts dan dilanjutkan Luis Milla, pemainnya selalu memberikan suport terhadap satu dan lainnya. Meski di awal musim langkah timnya menelan hasil minor, nyatanya Persib sukses menembus posisi papan atas hingga memastikan urutan ketiga di akhir musim.
BACA JUGA: Harry Sinkgraven Pelatih Baru Persib?
“Selama masa start kompetisi selalu seperti ini, sampai akhirnya perjalanan menguatkan, solidaritas tim semakin kuat dari match ke match, akhirnya akan muncul beberapa tim yang memang menjadikan itu, jadi kita menatap optimis setiap pertandingan, tidak melihat tim yang berat, tim yang lalu peringkat ada di atas srkarang di bawah semua, justru yang di bawah ada di atas semua, seperti itu, jadi kita akan realistis, kita akan fight dan seperti yang pemain bilang kita akan fokus dan menjalani ini jadi kerja keras di latihan dan buktikan di pertandingan.” tutupnya.
(RF)