Walhi Jabar Soroti Kerusakan Lingkungan, Desak Pemprov Tindak Tegas Pelanggar

Penulis: Rizky

Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Wahyudin Iwang (Foto: Kyy/TM).
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat menggelar diskusi bertajuk Obrolan Gerakan Independen dan Egaliter (OGIE di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, pada Senin (28/4/2025).

Dalam forum tersebut, Walhi menyoroti sejumlah kawasan di Jawa Barat yang mengalami kerusakan lingkungan akibat berbagai aktivitas yang tidak sesuai peruntukan.

Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Wahyudin Iwang, mengatakan bahwa pihaknya telah menyusun kajian dan analisis yang dapat membantu Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam melakukan penindakan serta penegakan hukum terhadap para pelanggar.

“Kita punya kajian dan analisis yang harapannya bisa membantu Pemprov Jabar untuk menindak para pelaku, baik dalam pengembangan wisata, properti, maupun pertambangan, yang mengalihfungsikan kawasan secara tidak sesuai,” ujar Wahyudin.

Namun, Wahyudin menyayangkan ketidakhadiran Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam diskusi tersebut. Melalui ajudannya, Gubernur Dedi Mulyadi mengonfirmasi ketidakhadirannya dan menunjuk Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat sebagai perwakilan.

Meski pihak DLH menyatakan dukungan terhadap hasil kajian Walhi, Wahyudin menilai bahwa rencana yang disampaikan belum menyentuh akar persoalan lingkungan di Jawa Barat.

Ia menyoroti sektor-sektor krusial seperti pengelolaan sampah, energi, perubahan iklim, pendidikan, dan tata ruang yang penanganannya dinilai belum serius.

“Kami melihat pendekatannya belum mengakar terhadap penyelesaian masalah, dan saat ini masih dalam tahap rencana karena Gubernur baru 100 hari menjabat,” katanya.

Dalam diskusi tersebut, Walhi juga mempertanyakan status penyegelan kawasan di Puncak, Bogor, yang sebelumnya dilakukan oleh Gubernur. Mereka meminta kejelasan mengenai tindak lanjut dan rekomendasi dari tim penegak hukum terkait kawasan tersebut.

“Kami ingin tahu hasil dari penyegelan di Puncak, sejauh mana progresnya, dan seperti apa rekomendasinya, karena kami belum mendapatkan akses terhadap hasil kajian tersebut,” tambah Wahyudin.

Menutup pernyataannya, Wahyudin menegaskan pentingnya implementasi nyata dalam penyelamatan lingkungan melalui pendekatan pentahelix yang melibatkan pemerintah, komunitas, NGO, dunia usaha, dan akademisi.

“Harapan kami, mulailah mengimplementasikan secara serius. Penyelamatan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah,” pungkasnya.

(Kyy/Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Akhmad Marjuki
Akhmad Marjuki Ajak Pemuda Berkontribusi Positif, Sampaikan Rezeki di Sosper Desa Karangharum
Live streaming porno
Polisi Bongkar Praktik Live Streaming Porno dengan Host Anak di Bawah Umur di Bogor
Pataka Ciamis
Ngarak Pataka Ciamis ke-383, Dedi Mulyadi Beri Pesan Menohok Soal Alam!
Raja Ampat
CEK FAKTA: Kebakaran Tambang di Raja Ampat!
IQOO NEO 10 POCO F7 REGULER
IQOO Neo 10 Resmi, Kehadiran Poco F7 Reguler Bakal Jadi Pesaing Ketat di Indonesia?
Berita Lainnya

1

Jalan Rusak dan Keadilan Sosial: Ketika Aspal Bicara Tentang Infrastruktur Terabaikan

2

Dampak Penggunaan Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja dari Perspektif Kognitif

3

Akhmad Marjuki Lakukan Aksi Nyata di Tengah Bencana Cimanggung

4

Benang-Benang yang Bercerita: Perjalanan Desainer Muda Membangun Fashion Ramah Lingkungan

5

Fetty Anggraenidini dan Tim Besty Laksanakan Kurban, Pererat Tali Persaudaraan di Idul Adha
Headline
cak imin korupsi kemenaker
Cak Imin Memungkinkan Diperiksa KPK Terkait Kasus Korupsi di Kemenaker
Air India Jatuh - Akun X @CaptJamyl
Pesawat Air India Jatuh Usai Lepas Landas dari Ahmedabad
prabowo gaji hakim
Prabowo Naikkan Gaji Hakim, agar Sistem Hukum Benar?
SIAGA 98 Bos Jembatan Nusantara
Bos Jembatan Nusantara Dilarikan ke RS Usai Diperiksa KPK di Kasus Korupsi ASDP

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.