BANDUNG, TM.ID: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan langkah relokasi bagi 192 orang korban terdampak bencana pergerakan tanah di Kampung Cigombong, RW 13, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Kepala BNPB, Suharyanto menerangkan setelah pihaknya melakukan peninjauan langsung ke lokasi bencana diketahui kondisi pemukiman sudah tidak layak dihuni. Pergerakan terus terjadi hingga saat ini dan berpotensi merusak bangunan rumah selain bangunan sekolah yang telah hancur.
“Sesudah tanggap darurat ada rehabilitasi konstruksi, didaerah ini sudah tidak bisa lagi dijadikan pemukiman, untuk yang harus direlokasi ada 28 rumah tapi tentu ada potensi (relokasi) 40-50 rumah ke tempat yang lebih aman,”ungkapnya di lokasi bencana, Selasa (5/3/2024).
Relokasi ini, lanjut dia, pemerintah daerah akan menentukan beberapa langkah penyediaan lahan yang lebih aman, sementara BNPB akan menyediakan anggaran untuk bangunan rumah korban terdampak.
BACA JUGA: BNPB Tingkatkan Sistem Peringatan Dini Hadapi Multi Ancaman Bencana
“Saat ini masih tanggap darurat dan ada 192 jiwa masih mengungsi, BPNB memberikan kebutuhan logistik, tenda dan MCK untuk menjamin kebutuhan dasar pengungsi,”katanya.
Berdasarkan data dari Pemdes Cibedug, hingga Selasa (5/3/2024), sudah ada 192 warga dari 46 Kepala Keluarga (KK) diungsikan ke gedung Islamic Center Rongga. Mereka mengungsi karena rumahnya sudah ada yang rusak maupun terancam pergerakan tanah di dua RT di RW 13.
“Barusan baru 46 kepala keluarga dan 192 jiwa yang dievakuasi ke Islamic Center Kecamatan. Warga itu berasal dari dua RT 03 dan 04 yang terdampak,” kata Kepala Desa Cibedug, Engkus Kustendi di lokasi.
Dia mengatakan, bencana pergerakan tanah yang sudah terjadi sejak pekan lalu itu hingga kini sudah merusak 10 bangunan yakni 8 rumah, 1 bangunan sekolah dan 1 bangunan Posyandu. Sedangkan puluhan rumah lainnya terancam rusak susulan karena pergerakan tanah terus terjadi setiap hari.
Sehingga untuk keamanan dan keselamatan, semua warga yang terdampak harus mengungsi sementara. Pihaknya bersama kecamatan dan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) sudah menyiapkan dapur umum.
“Pergerakan tanah jarak setengah jam berubah terus. Semua yang terancam
Ada 8 hancur 9 sama sekolah dan Posyandu ambruk,” ujar Engkus.
Selain merusak bangunan, bencana pergerakan tanah juga membelah jalan desa sehingga menghambat mobilitas warga. Di antaranya jalan yang berada di sekitar SDN 1 Babakan Talang yang bangunannya sudah ambruk.
Di titik itu jalan sama sekali sudah tidak bisa dilewati baik kendaraan maupun orang karena sudah amblas tergerus pergerakan tanah. Pihak desa bersama masyarakat bersama-sama membuat jalan alternatif agar tidak terlalu menghambat mobilitas.
“Jalan kampungnya juga ambles, jadi kendaraan tidak bisa lewat. Sekarang warga membuat jalur alternatif,” tandas Engkus.
Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Jawa Barat menerangkan wilayah Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang terdampak bencana pergerakan tanah tidak laik untuk ditinggali.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Jawa Barat Bambang Imanudin mengatakan, berdasarkan hasil assesment sementara yang dilakukan, secara kasat mata memang wilayah pemukiman yang berada di dua RT itu terlalu berisiko untuk dihuni warga.
“Cukup mengkhawatirkan karena terus bergerak, belum lagi ada ancaman hujan. (Tidak laik) Iya sementara,” kata Bambang di lokasi, Kamis (29/2/2024).
Dirinya menjelaskan, wilayah pemukiman yang berada di pelosok Bandung Barat itu sementara ini dikatakan tidak laik karena mahkota pergerakan tanah di RT 03 dan 04, RW 13 Desa Cibedug yang berada di SDN 1 Babakan Citalang sudah amblas. Bangunan sekolah pun ambruk tergerus bencana tersebut.
BACA JUGA: Soal Relokasi Korban Longsor Cigombong, Bey: Tunggu Hasil Asesmen
Selain itu, kata dia, berdasarkan hasil pengecekan sementara kondisi tanah di wilayah tersebut cukup labil. Bambang mengatakan data sementara sudah ada sekitar 2 hektare tanah yang terdampak pergeseran tanah.
“Karena mahkotanya udah di sekolah, ada sekitar 100 meter mahkotnya di sekolah tadi.
Sebenarnya ini dari struktur tanah labil atau ada aliran air dibawah,” ujar Bambang.
Namun untuk kepastiannya, kata dia, pihaknya akan menunggu hasil kajian yang rencananya akan dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Hasil kajian nanti akan menentukan terkait kondisi kelaikan tanah dan kebijakan terkait nasib pemukimam warga.
“Setelah ada assesment dar Pusat Vulkanologi nanti kesimpulannya dari sana. Apalah ini perlu direlokasi, nanti kesimpulannya dari mereka,” ujar Bambang.
Namun untuk keamanan dan keselamatan, warga yang terdampak pergerakan tanah itu sudah diungsikan ke Islami Center Kecamatan Rongga. Pihaknya akan menyiapkan kebutuhan dasar seperti dapur umum dan sebagainya untuk pengungsi.
“Kalau misalnya melihat ini kami sementara evakuasi dulu karena tanah masih bergerak, jadi kita evakuasi dulu ke tempat aman,” kata dia.
(Tri/Masnur)