BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Lebaran 2025 diramaikan dengan sebuah tren unik yang bikin suasana makin ceria tarian THR. Di berbagai platform media sosial, khususnya TikTok dan Instagram, video lucu bertema “panggil THR” membanjiri linimasa, menampilkan gerakan serempak yang enerjik, musik yang riang, dan ekspresi harap-harap cemas yang relate banget buat banyak orang nunggu amplop Lebaran dari bos atau saudara!
Namun, di balik viralnya tren ini, muncul perdebatan soal asal-usul tarian THR yang disebut-sebut mirip dengan tarian Hora, salah satu tarian tradisional masyarakat Yahudi.
Isu ini berkembang setelah sejumlah warganet mengunggah video perbandingan antara tarian THR dan Hora. Memicu rasa penasaran dan bahkan kekhawatiran di sebagian kalangan.
Muncul Dugaan Mirip Tarian Yahudi
Menanggapi isu yang makin melebar, Bunda Corla, figur publik yang dikenal blak-blakan namun juga informatif, memberikan klarifikasi. Menurutnya, gerakan tarian THR bukan berasal dari budaya Yahudi, melainkan tari rakyat dari Finlandia dan Eropa Timur.
“Ini Joget ala ala happy Time saat pesta Remaja tahun 1060. Bukan Ritual cari tumbal, hati-hati menyebarkan berita bohong/fitnah hanya karena tidak suka oleh satu kepercayaan di buatlah provaganda,” kata Bunda Corla dalam akun instagramnya pada Jumat (4/4/2025).
Pernyataan ini pun meredakan sebagian besar kekhawatiran netizen yang khawatir tarian tersebut memiliki unsur budaya asing yang sensitif.
Ia menekankan pentingnya melihat konteks tarian ini viral bukan karena ingin mengadopsi budaya tertentu. Tetapi karena sifatnya yang menghibur dan cocok dengan euforia Lebaran.
BACA JUGA:
Viral! Desa di Klaten Beri THR Rp200 Ribu per Warga, Termasuk Bayi
Tarian THR
Meski asal-usul pastinya belum bisa dipastikan, satu hal yang jelas tarian THR 2025 telah menjadi simbol budaya populer yang menyatukan banyak orang lewat tawa.
Dalam tradisi Lebaran yang identik dengan silaturahmi dan bagi-bagi THR. Gerakan lucu ala “panggil THR” justru menjadi cara unik generasi muda mengekspresikan harapan mereka dengan cara yang fun dan kreatif.
(Hafidah Rismayanti/Usk)