BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Divisi Humas Polri tengah menjadi sorotan publik setelah merilis video promosi bertajuk “Pahlawan Masa Kini” yang dibuat menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI). Video tersebut menuai berbagai kritik di berbagai platform media sosial.
Dalam video promosi yang diunggah melalui akun resmi Polri itu menampilkan visual dramatis: sosok polisi bersayap, penjaga dunia maya, hingga penolong di tengah bencana banjir. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa polisi adalah pahlawan modern, atau “pahlawan tanpa jubah”. Namun sayangnya, tayangan tersebut bukan menjadi inspirasi tapi justru dibanjiri komentar negatif dari warganet.
Netizen ramai-ramai mengkritik kualitas visual dalam video tersebut yang dinilai tidak autentik dan terputus dari realitas kehidupan nyata. Banyak yang mempertanyakan keputusan menggunakan AI yang seharusnya menampilkan dokumentasi asli dari aktivitas polisi di lapangan, yang dinilai jauh lebih relevan dan menyentuh.
Respons Publik Didominasi Sentimen Negatif
Data di berbagai platform media sosial menunjukkan bahwa respons terhadap video ini didominasi oleh sentimen negatif. Beberapa indikatornya antara lain:
1. Perbandingan komentar negatif dan positif mencapai rasio 99:1
2. Jumlah dislike jauh melampaui like
3. Masuk dalam trending topic di Twitter/X dengan nada kritik
4. Menjadi bahan perbincangan di grup WhatsApp, sebagian besar dengan nada sinis
Lima Alasan Video AI Polri Jadi Kontroversial
Setidaknya ada lima faktor utama yang memicu kontroversi terhadap video ini:
1. Minim Autentisitas: Visual berbasis AI dianggap tidak mencerminkan kenyataan tugas polisi.
2. Isu Anggaran: Penggunaan teknologi AI dinilai sebagai pemborosan, terutama bila tidak diimbangi dengan hasil berkualitas.
3. Diskoneksi dengan Realitas: Tayangan tidak mencerminkan situasi di lapangan, menciptakan jarak dengan publik.
4. Ketiadaan Dokumentasi Nyata: Publik mempertanyakan mengapa tidak digunakan rekaman asli dari aktivitas kepolisian.
5. Waktu Tayang yang Tidak Tepat: Video dirilis di tengah berbagai isu sensitif yang melibatkan institusi kepolisian.
Potensi Dampak Terhadap Citra Institusi
Kontroversi ini berisiko memperburuk citra Polri di mata masyarakat. Beberapa dampak potensial yang dapat muncul antara lain:
1. Krisis Kepercayaan: Publik semakin meragukan transparansi dan kejujuran institusi.
2. Kesenjangan Kredibilitas: Tayangan yang tidak sejalan dengan realitas dapat memperlebar jarak antara citra dan kenyataan.
3. Kegagalan Strategi Komunikasi Publik: Gagalnya kampanye ini bisa dikategorikan sebagai krisis dalam komunikasi institusi.
4. Pengawasan Anggaran: Proyek-proyek berbasis teknologi akan mendapat sorotan lebih tajam dari publik dan lembaga pengawas.
Di samping itu banyak yang menganggap video itu tidak sesuai realita di lapangan.
“adik+keponakan saya hilang sudah 5 hari, laporan tidak diterima..bayar..bayar..bayar..kami bukan org kaya jadi hanya pasrah dengan keadaan. Mana ada pahlawan yg menyusahkan org lain,” tulis akun Instagram @ut******mi.
“Pahlawan itu diakui bukan mengakui. Contohlah Damkar yg beneran kerja beneran bantu rakyat tanpa hrs ada uang pelicin tanpa koar koar apalagi ngaku pahlawan,” kata akun @is****_d**. Komentar sejenis bahkan mengusulkan polisi diganti Damkar.
Akun lainnya menyebutkan lebih percaya polisi tidur daripada postingan polri pahlawan. Banyak juga yang menyatakan bahwa unggahan Humas Polri tersebut termasuk hoaks.
Kritik tak kalah tajam datang dari berbagai akun netizen yang mempertanyakan alasan penggunaan teknologi AI. Berikut beberapa komentar yang mencuat.
Baca Juga:
Saudia Airlines Dapat Teror Bom, Menko Polkam Minta TNI-Polri Usut
“Budget segede gaban tapi bikin video pakai AI. Mending dananya buat training officer aja,” kata @war*net_k (akun disamarkan).
*“Video AI ini malah bikin image polisi tambah buruk. Kayak gak ada prestasi nyata yang bisa dipamerin” tulis @cit*zen_id (akun disamarkan).
(Virdiya/Budis)