BANDUNG, EROPONGMEDIA.ID — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung mulai menguji teknologi pengolahan sampah berbasis biodigester di kawasan Pasar Gedebage. Proyek percontohan ini digadang-gadang menjadi solusi baru dalam menangani sampah organik secara langsung di sumbernya.
Kepala DLH Kota Bandung, Darto, menjelaskan meski proses pembersihan di sekitar pasar telah rampung, pengolahan sampah masih dalam tahap commissioning test uji coba sistem untuk memastikan alat bekerja sesuai perencanaan.
“Pembersihan lokasinya sudah selesai, sekarang giliran teknologinya yang diuji. Kita ingin tahu performa riil di lapangan, bukan hanya berdasarkan teori,” kata Darto, Rabu (9/7/2025).
Dalam tahap awal uji coba ini, sekitar 90 ton sampah organik dari Pasar Gedebage telah dikirim ke fasilitas biodigester. DLH menjadwalkan pengangkutan dua kali dalam sepekan untuk memastikan tidak ada lagi penumpukan sampah di pasar.
Baca Juga:
Wali Kota Bandung Minta ASN Tak Antimedia
Wartawan TV Nasional Diintimidasi Saat Liput Aduan Orang Tua Siswa di Disdik Kota Bandung
“Semua sampah organik akan langsung diproses oleh mitra pengelola di lokasi biodigester. Polanya dua kali angkut per minggu,” ucapnya
Meski demikian, Darto mengaku hasil pengurangan sampah secara signifikan belum terlihat. Pemantauan terus dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas sistem.
“Hari Minggu lalu belum ada perubahan besar. Hari ini saya belum sempat pantau karena sedang fokus ke TPS Beladewa,” ujarnya.
Terkait hasil olahan biodigester seperti kompos atau gas DLH belum bisa memastikan apakah produk akhir akan dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Kami masih melihat dulu hasil akhirnya. Kalau memang layak digunakan, nanti bisa dimanfaatkan untuk masyarakat atau kebutuhan lain. Itu tergantung mitra pengelola,” katanya.
Proyek biodigester ini masih bersifat uji coba dan akan diperluas jika terbukti berhasil. Namun, terkait skema insentif bagi masyarakat atau pihak swasta yang terlibat, Darto menyatakan hal tersebut masih dalam pembahasan internal.
“Insentif masih belum dibahas rinci. Fokus kami sekarang pada uji efektivitas sistemnya dulu,” pungkasnya.
Jika sukses, proyek ini bisa menjadi model pengelolaan sampah organik di pasar-pasar tradisional lainnya di Kota Bandung. (Kyy/_Usk)