BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Ketika sebagian besar juara memilih menunggu penantang dengan status resmi, Dricus du Plessis justru melangkah lebih dulu.
Juara kelas menengah UFC itu secara terbuka mengonfirmasi bahwa dirinya telah menyetujui dua tanggal potensial untuk menghadapi Khamzat Chimaev, menandakan kepercayaan diri dan kesiapan penuh menghadapi siapa pun yang berdiri di depannya.
Dalam wawancara terbaru yang dikutip dari MMA Fighting, du Plessis menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk menunda pertarungan. Baginya, isu cedera yang sempat beredar hanyalah rumor kosong.
“Sudah ada dua tanggal. Saya siap untuk keduanya. Ini akan terjadi tahun ini, 100 persen,” kata petarung asal Afrika Selatan itu, dikutip Jumat (9/5/2025).
Sikap agresif du Plessis ini menjadi pernyataan tegas kepada UFC dan divisi menengah. Ia tidak hanya duduk menunggu kontrak atau menimbang-nimbang lawan, tetapi menunjukkan inisiatif sebagai juara yang aktif.
Terlepas dari nama besar yang tengah dibicarakan seperti Chimaev, sang juara mengaku tidak tergantung pada satu nama.
“Kalau bukan Chimaev, akan ada nama lain. Banyak penantang di luar sana, dan siapa pun yang mereka kirimkan, saya siap,” ucap Dricus.
Baca Juga:
Ini Deretan Petarung Dunia yang Memeluk Agama Islam
Dalam konteks ini, Dricus bukan sekadar menargetkan satu kemenangan. Ia membangun narasi bahwa dirinya adalah juara sejati, siap bertarung kapan pun, melawan siapa pun.
Catatan tak terkalahkan 9-0 di UFC, termasuk kemenangan atas Israel Adesanya dan Sean Strickland, menjadi bukti validitas klaim tersebut.
Soal gaya bertarung lawan, Dricus tetap objektif. Ia memuji teknik gulat Chimaev sebagai kelas dunia, namun menegaskan bahwa kualitas elite bukan jaminan kemenangan jika tidak mampu menembus pertahanannya.
“Setiap lawan saya punya kemampuan elite, Adesanya dengan striking-nya, Strickland dengan tinjunya. Tapi saya sudah membuktikan bisa mengatasi itu semua,” katanya.
Pendekatan Dricus du Plessis ini menjadikan pertarungan melawan Chimaev lebih dari sekadar laga perebutan sabuk. Ini adalah benturan filosofi: antara petarung agresif yang menantang dunia, melawan sosok misterius yang penuh hype tapi minim jam terbang dalam tiga tahun terakhir.
Dengan antisipasi tinggi dan tekanan yang terus meningkat, semua mata kini tertuju pada UFC.
(Budis)