BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Penggunaan bunga melati dalam pernikahan adat di Indonesia sudah menjadi tradisi turun-temurun. Dari Jawa, Sunda, Aceh, hingga Palembang, bunga melati menghiasi berbagai upacara pernikahan dengan makna yang mendalam.
Ronce melati, yang biasanya dipakai sebagai aksesori kepala dengan berbagai bentuk unik, lebih dari sekadar hiasan.
Bunga ini melambangkan harapan atas pernikahan yang suci, agung, dan penuh ketulusan.
Aroma harumnya juga menjadi doa agar rumah tangga yang dijalani tetap wangi dan harmonis.
Dalam tradisi Jawa, melati termasuk dalam tiga bunga sritaman, yang melambangkan “rasa melad saka jero arti”, artinya berucap dan berbicara dengan ketulusan dan kejernihan hati.
BACA JUGA : Tradisi Bantaian: Filosofi dan Makna dalam Pernikahan Adat Sunda
Tak hanya simbol kesucian dan ketulusan, bunga melati juga memiliki kaitan erat dengan malam pertama pengantin.
Aroma melati, menurut laman Healthline, merupakan aromaterapi afrodisiak yang mampu meningkatkan gairah seksual.
Efek stimulasi dari aromanya juga membuat seseorang lebih sensitif terhadap isyarat seksual karena meningkatkan aliran darah ke organ reproduksi.
Melati, dengan makna dan manfaatnya yang beragam, menjadi elemen penting dalam pernikahan adat di Indonesia.
Bunga ini tidak hanya mempercantik penampilan pengantin, tetapi juga menjadi simbol harapan dan doa untuk kehidupan pernikahan yang bahagia dan harmonis.
(Hafidah Rismayanti/Aak)