BANDUNG,TM.ID: Teknologi mobil listrik yang menimbulkan sensasi engine brake seperti mobil berbahan bakar minyak (BBM), yakni bantuan tambahan perlambatan kecepatan ketika pedal gas diangkat (deselerasi).
Teknologi ini pada mobil listrik dinamakan regenerative braking dan beda dengan engine brake pada mobil BBM karena tak menggunakan enjin, ataupun rem.
Melansir beberapa sumber, Regenerative braking salah satu fitur yang unik dan efisien dalam mengoptimalkan penggunaan energi.
BACA JUGA: Mau Beli Mobil Listrik Tahun 2023? Ini Cara Gampang Cek SPKLU
Namun, perlu dicatat bahwa mekanisme regenerative braking ini dapat berbeda-beda tergantung pada merek dan model mobil listrik. misalnya saja, pada Hyundai Ioniq 5, mekanisme regenerative braking didasarkan pada konsep torsi negatif di motor elektrik.
Saat pengemudi menekan pedal gas pada mobil listrik, motor elektrik akan menggerakkan roda ke arah depan, sehingga mobil bergerak maju.
Akan tetapi, fitur regenerative braking aktif ketika pedal gas dilepas, dan saat itulah momentum laju mobil dimanfaatkan untuk mengubah motor elektrik menjadi generator. Generator ini kemudian menghasilkan arus listrik yang digunakan untuk mengisi ulang energi baterai mobil listrik.
Perlu diketahui, bahwa pada Hyundai Ioniq 5 terdapat empat tingkatan atau level regenerative braking, mulai dari level 0 hingga 4. Level 0 berarti tingkat regenerative braking yang paling rendah, yang berarti efek perlambatan laju mobil yang dihasilkan juga kecil, dan energi yang disimpan ke baterai juga sedikit.
Di sisi lain, level 4 atau disebut sebagai i-pedal adalah tingkatan regenerative braking yang paling tinggi. Saat mode ini diaktifkan, pengemudi dapat mengerem bahkan sampai berhenti secara singkat hanya dengan mengangkat pedal gas.
Pengemudi dapat memilih level regenerative braking pada Hyundai Ioniq 5 dengan menggunakan paddle shifter yang terletak di belakang kemudi. Ini berbeda dengan mobil berbahan bakar bensin, di mana paddle shifter umumnya digunakan untuk mengganti posisi gigi.
Ketika regenerative braking aktif, pengemudi akan merasakan perlambatan segera setelah pedal gas diangkat, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan energi mobil listrik.
Mekanisme regenerative braking yang berbeda pada setiap mobil listrik memberikan pengemudi pilihan untuk mengontrol sejauh mana mereka ingin memanfaatkan perlambatan regeneratif untuk mengisi baterai.
Dengan demikian, fitur ini tidak hanya memungkinkan efisiensi energi yang lebih baik, tetapi juga memberikan pengalaman berkendara yang lebih fleksibel dan sesuai dengan preferensi pengemudi.
(Saepul/Usamah)