BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pelaku industri mebel dan kerjinan di Kabupaten Cirebon sampai saat ini masih melihat dan menunggu perkembangan tarif pajak kebijakan pemerintah Amerika Serikat, yang ditujukan untuk barang impor asing.
Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Cirebon Raya, Eddy Sugiarto mengungkapkan para buyer langsung mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuk, saat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pertama kali mengeluarkan pernyataan negaranya akan memberikan tarif resiprokal sebesar 32 persen.
“Oh ini stop dulu nih jangan-jangan nanti begitu dikirim hari ini datang kesana kena pajak segitu bisa jualan ngga, wah hitungannya masih masuk tidak,” ucap Eddy, dikutip Jumat (2/5/2025).
Eddy mengungkapkan, setelah pengumuman tersebut, Donald Trump mengumumkan penundaan selama 90 hari atau 3 bulan pemberlakuan tarif impor resiprokal kepada berbagai negara, termasuk Indonesia yang sebelumnya dikenai 32 persen. Terkait hal ini, Eddy mengakui banyak order furniture rotan yang tertunda.
“Yang tadinya menahan ekspor, terus diburu-buru sebelum ada kenaikan berikutnya. Tapi yang 10 persen tetap diberlakukan karena tarif itu untuk impor secara umum di Amerika plus tarif impor resiprokal berapa. Per negara kan berbeda-beda itu 32 persen untuk Indonesia yang saat ini kita pahami. Adalagi pengumuman dari Pak Menko ternyata 47 persen. Sepemahaman kami itu lebih banyak berdampak nantinya ke tekstil dan garment,” katanya.
Eddy menuturkan, menanggapi kondisi ini para pelaku industri mebel dan kerajinan tetap berusaha dan berfikir positif. Apalagi Negara China menurutnya sebagai negara pengeskpor terbesar di Asia akan dikenakan tarif pajak paling tinggi 200 persen maka secara otomatis produk mereka tidak bisa masuk dan terjual di Amerika.
Ia memperkirakan pasar ini akan ditinggalkan oleh China, dan situasi tersebut bisa menjadi kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku industri di Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan data HIMKI DPD Cirebon Raya, terdapat delapan negara utama pengekspor furnitur rotan ke Amerika Serikat, yakni China dengan nilai ekspor 9,4 miliar Dolar AS, disusul Vietnam 8,6 miliar Dolar, serta Meksiko, Kanada, Italia, Indonesia, Malaysia, dan India.
Baca Juga:
Negosiasi Tarif Impor Amerika, Ini Daftar Tawaran Indonesia
Sri Mulyani Sebut Ada Peluang Baru di Tengah Penundaan Tarif Impor Trump
Sebagai informasi, tarif impor resiprokal merupakan kebijakan perdagangan di mana suatu negara menetapkan bea masuk atau pajak impor terhadap produk dari negara lain dengan tarif yang sebanding dengan tarif yang dikenakan negara tersebut terhadap produk dari negara pertama.
Kebijakan ini merupakan bentuk “balasan” atau tanggapan atas perlakuan serupa dalam hubungan perdagangan.
(Virdiya/Budis)