BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kota Banyuwangi Jawa Timur, menyimpan tradisi sakral yang unik, yaitu Tari Seblang. Tarian ini digelar pada awal bulan Syawal, biasanya dimulai sejak 3 Syawal.
Hingga saat ini ada dua wilayah yang menyelenggarakannya, Desa Olehsari dan Bakungan, keduanya berada di Kecamatan Glagah.
Meskipun namanya sama, Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan memiliki sedikit perbedaan, namun tujuannya tetap sama. Ritual adat ini menarik perhatian sejumlah wisatawan dari luar kota dan ratusan orang menonton tarian ini.
Tujuan Tari Seblang
Tari Seblang merupakan ritual bersih desa suku Osing di Banyuwangi yang dilakukan selama tujuh hari secara turun-temurun.
Tarian ini juga merupakan tradisi ritual untuk bersyukur kepada Allah SWT, memohon kedamaian, ketenangan, keamanan, dan kemudahan untuk mendapatkan rezeki yang halal bagi seluruh warga desa, serta dijauhkan dari marabahaya.
Penari Tari Seblang
Penari Tari Seblang dipilih secara supranatural oleh dukun setempat dan merupakan turunan dari penari sebelumnya. Bahkan sinden dan pemain gamelan masih memiliki hubungan darah dengan penari sebelumnya.
Terdapat perbedaan penari di Seblang Olehsari dan Bakungan. Penari Seblang Olehsari dimainkan oleh anak perempuan berumur sembilan tahun yang belum mengalami menstruasi, sedangkan penari Seblang Bakungan dimainkan oleh wanita tua berumur 50 tahun ke atas atau sudah menopause.
Gerakan Tari Seblang
Tari Seblang melibatkan kegiatan mistis. Penari akan dirasuki roh halus agar dapat menari. Sebelum menari, seorang pawang akan mengasapi penari dengan asap dupa dan mengucapkan mantera tertentu untuk memanggil roh halus ke dalam tubuh penari.
Dengan mata terpejam, penari dapat mengikuti arahan pawang dengan irama gending.
Tarian akan dilakukan selama enam sampai tujuh jam. Setelah kerasukan, penari akan berputar di atas panggung bundar selama tiga hingga empat kali secara terus-menerus.
Sesekali, para tetua desa akan mengikuti penari di belakang. Penari menari dengan iringan gamelan dan nyanyian yang dibawakan oleh sinden.
Setelah itu akan digelar pembagian kembang tujuh rupa yang konon dapat menyembuhkan segala macam penyakit dan membuang sial.
Properti Tari Seblang
Penari akan menggunakan semacam mahkota yang disebut omprog, terbuat dari pucuk daun pisang kapok yang dihiasi berbagai bunga berbau wangi.
Proses pembuatan omprog dilakukan secara magis dengan pembakaran dupa sebagai pelengkapnya. Mahkota dipasang melingkar di kepala penari hingga menutup sebagian wajah.
Tetua adat akan mengasapi penari Seblang dengan dupa sambil mengucapkan sejumlah mantera agar roh leluhur masuk ke dalam tubuh penari. Proses masuknya roh diiringi dengan Gending Lukinto, yang dipercaya masyarakat untuk mendatangkan roh halus dalam ritual Seblang.
Untuk memastikan roh sudah masuk ke dalam tubuh penari, tetua adat cukup menggoyangkan tubuh penari ke kanan dan ke kiri. Jika nampan bambu yang dibawa penari terjatuh dan badan penari terjungkal ke belakang, maka roh sudah masuk ke dalam tubuh penari.
BACA JUGA : 5 Tari Sakral di Nusantara : Dari Calon Arang hingga Bedhaya Ketawang
Busana Tari Seblang
Terdapat perbedaan busana yang digunakan penari Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan. Penari Seblang Olehsari menggunakan omprog berupa pelepah pisang yang disuwir-suwir hingga menutupi sebagian wajah penari.
Pada bagian atas diberi bunga-bunga segar yang diambil dari sekitar pemakaman dan kaca kecil yang diletakkan di tengah omprog.
Baju yang digunakan dominan hijau dan kuning dengan selendang terselip di bagian pinggang.
Penari Seblang Bakungan menggunakan omprog yang terbuat dari kain kafan yang disuwir-suwir hingga menutupi sebagian wajah penari.
Pada bagian atas omprog diletakkan bunga yang berasal dari kuburan. Baju yang digunakan dominan warna kuning kemerah-merahan.
Selain mengandung unsur mistik, ritual Seblang juga memberikan hiburan karena banyak adegan lucu yang ditampilkan penari Seblang.
(Hafidah Rismayanti/Aak)
