BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Target Pemerintah RI pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik badan usaha swasta tersedia kembali maksimal tujuh hari ke depan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, hal ini merupakan hasil rapat antara pemerintah, Pertamina, dan pelaku usaha swasta seperti Shell, BP AKR, Vivo, dan ExxonMobil.
“Kalau ditanya mulai kapan, hari ini sudah dijalankan rapat teknis. Inshaallah paling lambat 7 hari barang sudah masuk di Indonesia,” ujar Bahlil dalam konferensi pers.
Dalam rapat tersebut, disepakati empat poin utama untuk memastikan distribusi BBM tetap lancar. Pertama, badan usaha swasta setuju membeli BBM dari Pertamina dalam bentuk base fuel, yakni bahan bakar dasar tanpa campuran aditif.
Baca Juga:
Pasokan BBM Terbatas, Pegawai SPBU Shell Cibinong Terancam Dirumahkan
Kepala KSP Soroti Kebijakan Impor BBM Satu Pintu Pertamina, Qodari: Kita Mau Kaji
“Kalau awalnya Pertamina mau jual jadi teh. Katanya air panas saja. Nanti dicampur di tangki masing-masing. Dan ini sudah disetujui,” jelas Bahlil menggunakan analogi sederhana.
Poin kedua terkait kualitas. Pemerintah menetapkan skema joint surveyor, yakni lembaga pengawas kualitas yang disepakati bersama Pertamina dan pihak swasta.
Ketiga, menyangkut harga, pemerintah ingin seluruh proses dilakukan secara adil dan transparan. “Sama-sama cengli, harus terbuka, dan ini sudah open book dan setuju,” tegasnya.
Bahlil juga memastikan secara nasional, cadangan BBM cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 18 hingga 21 hari. Namun, ia mengakui stok di SPBU swasta sudah menipis akibat kuota impor yang habis lebih cepat.
“Teman-teman swasta itu telah diberikan kuota impor sebesar 110% dibandingkan dengan tahun 2024. Tetapi 110% itu sudah habis sebelum Desember selesai,” jelasnya.
Karena tambahan impor tidak bisa lagi diberikan, pemerintah memutuskan distribusi BBM swasta tetap dilayani, tetapi melalui Pertamina sebagai bentuk kolaborasi nasional. “Atas dasar itu pemerintah membuat keputusan untuk tetap dilayani. Tetapi itu akan diberikan lewat kolaborasi dengan Pertamina,” pungkasnya. (usamah kustiawan)