BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Isu penghentian program Barak Militer untuk pelajar di Jawa Barat sempat menghebohkan jagat media sosial. Banyak yang mengira program ini telah resmi dihentikan, menimbulkan berbagai spekulasi dan perdebatan panas.
Hingga saat ini, tidak ada pernyataan resmi dari pemerintah maupun DPRD Jawa Barat yang menyatakan bahwa program Barak Militer tersebut benar-benar dihentikan.
Justru sebaliknya, program ini sedang dalam tahap evaluasi dan peninjauan kembali oleh DPRD Jawa Barat. Tujuannya supaya manfaat dari program ini bisa lebih dirasakan secara merata dan adil oleh para pelajar di seluruh wilayah provinsi.
Anggota DPRD Jawa Barat dari Komisi V, Siti Muntamah, memberikan penjelasan penting terkait hal ini. Dalam wawancaranya dengan Teropongmedia.id pada Kamis (10/7/2025), ia menegaskan bahwa Jawa Barat saat ini tengah fokus menjadi provinsi yang ramah dan layak bagi anak-anak.
“Sekarang memastikan Jawa Barat provinsi layak anak. Kota dan kabupaten harus layak anak ada beberapa intervensi yang dilakukan. Saya pikir kita mensupport ini semoga secara masif teratur dan baik perbaikan-perbaikan bisa tercapai,” jelas Siti.
Baca Juga:
Dedi Mulyadi dan Barak Militer, Solusi Tegas atau Masalah?
50 Pelajar di Subang Siap Dibawa ke Barak Militer Lanud R Suryadi Suryadarma
Isu Barak Militer
Pernyataan ini sekaligus menjawab kebingungan publik soal masa depan program Barak Militer. Evaluasi bukan berarti penghentian, tapi lebih kepada perbaikan sistem agar sesuai dengan visi besar Jawa Barat sebagai provinsi layak anak.
Jadi, program Barak Militer ini sedang diformulasikan ulang agar tidak bertentangan dengan prinsip perlindungan anak, namun tetap bisa mengajarkan kedisiplinan dan tanggung jawab.
Menariknya, Siti Muntamah secara pribadi juga punya pengalaman mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan TNI. Ia mengungkapkan bahwa kedisiplinan yang ditanamkan dalam program seperti itu memang membawa dampak positif, asalkan dijalankan dalam sistem yang tepat dan tidak memaksakan kehendak.
“Saya pernah merasakan, emang jadi paskibra, pernah jadi menwa, disiplin tapi bagaimana itu terjadi selamanya, karena itu lingkungan sistematis,” ungkap Siti.
Pernyataan tersebut menggambarkan betapa pentingnya pendekatan yang sistematis dan berkelanjutan dalam program semacam ini. Bukan hanya soal latihan fisik atau baris-berbaris, tetapi bagaimana menciptakan ekosistem pendidikan karakter yang menyatu dengan lingkungan sosial.
(Hafidah Rismayanti/_Usk)