BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Persaingan sengit antara Marc Marquez dan Francesco Bagnaia mulai terlihat sejak awal musim MotoGP 2024.
Meski keduanya belum resmi menjadi rekan setim, ketegangan di antara mereka mulai mencuat, seolah menandakan bahwa hubungan ini tak akan semulus yang dibayangkan.
Marquez, yang baru saja hijrah ke Gresini Racing dengan motor Ducati Desmosedici GP edisi 2023, terus menunjukkan performa yang kompetitif.
Raihan empat podium di balapan utama dan lima kali di sprint race menjadi bukti bahwa pembalap asal Spanyol ini masih memiliki daya saing tinggi.
Namun, di balik pencapaian tersebut, terdapat permainan mental yang mulai dimainkan oleh Marquez.
BACA JUGA: Valentino Rossi Ungkap Soal Mental Usai Pensiun dari MotoGP
Pengamat MotoGP, Manuel Pecino, mengungkapkan, Marquez sudah mulai melancarkan psywar terhadap Bagnaia sejak GP Portugal, ketika mereka terlibat dalam insiden yang mengakibatkan keduanya terjatuh.
“Kosistensi di antara mereka diominasi oleh frasa dari Marc Marquez yang membuat percakapan menjadi semakin panas,” kata Pecino baru-baru ini, dikutip Jumat (16/8/2024).
Meski Bagnaia gagal melanjutkan balapan, Marquez masih mampu menyelesaikan lomba, walau dengan hasil yang jauh dari podium.
Menariknya, meskipun peristiwa itu terjadi di lintasan, sebagian besar pertarungan mereka sebenarnya terjadi di luar trek.
“Saya tahu percakapannya, saya tahu kata-kata yang diucapkan, saya tahu apa yang dikatakan dan dijawab oleh yang lain,” kata Pecino.
Pecino memaparkan bahwa setelah balapan, Marquez memberikan komentar pedas yang menyindir mentalitas Bagnaia, dengan mengatakan bahwa sang juara bertahan mulai gugup meskipun Marquez baru menjalani dua balapan dengan Ducati.
“Saya hanya akan memberi tahu Anda satu hal yang dikatakan Marquez kepada Pecco. Dia mengatakan ada apa, apakah Anda sudah gugup karena saya sudah berada di sana di balapan kedua?” ungkap Pecino.
Dinamika ini menjadi cerminan dari bagaimana Marquez berusaha mendominasi lawan-lawannya tidak hanya melalui performa di lintasan, tetapi juga melalui tekanan psikologis.
Bagi Marquez, menguasai lawannya di lintasan saja tidak cukup—ia harus menanamkan ketakutan mental untuk melemahkan kepercayaan diri mereka.
Namun, ada sudut lain yang menarik dari perkembangan ini. Bagnaia, yang lebih muda dan baru saja menikmati puncak kariernya sebagai juara dunia, kini harus menghadapi tantangan baru.
Sebagai pebalap utama Ducati, ia menyadari bahwa kedatangan Marquez di tim pabrikan pada 2025 bukan hanya ancaman teknis, tetapi juga ancaman psikologis yang bisa mempengaruhi konsistensinya di lintasan.
Rivalitas mereka telah terbangun jauh sebelum mereka berbagi garasi di tim yang sama.
Jika Marquez terus bermain dengan pendekatan ini, Bagnaia akan berada dalam situasi yang menuntut mentalitas kuat untuk tetap fokus dan menjaga performanya.
Sebab, meskipun balapan MotoGP adalah adu kecepatan, pertarungan mental sering kali menjadi penentu siapa yang keluar sebagai pemenang.
Dengan musim MotoGP 2024 yang baru mencapai pertengahan, satu hal yang pasti. Persaingan antara Marc Marquez dan Francesco Bagnaia bukan hanya soal siapa yang lebih cepat di lintasan, tetapi juga siapa yang lebih kuat secara mental di luar lintasan.
(Budis)