BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Setelah tagar “All Eyes On Rafah” ramai suarakan untuk mendukung Palestina, kini giliran tagar “All Eyes On Papua” yang menjadi sorotan dan ramai suarakan oleh sejumlah artis Indonesia.
Tagar ini merupakan bentuk dukungan kepada masyarakat adat Papua yang sedang berjuang mempertahankan hak mereka terhadap tanah yang ingin jadikan lahan perkebunan kelapa sawit.
Beberapa artis Tanah Air ikut serta dalam menyuarakan dukungan ini. Antara lain Luna Maya, Rachel Vennya, Syifa Hadju, dan musisi berdarah Papua, Nowela Mikhelia, serta beberapa artis lainnya.
Mereka membagikan poster dukungan dengan tulisan ‘All Eyes on Papua’ melalui fitur ‘add yours’ di Instagram. Memungkinkan orang lain untuk ikut serta dalam menyebarkan pesan dukungan kepada masyarakat adat Papua.
Selain membagikan poster, para artis juga memberikan pernyataan mengenai peristiwa yang sedang menjadi polemik di Papua. Mereka menyoroti rencana pembabatan hutan di Boven Digul, Papua oleh PT Indo Asiana Lestari untuk bangun perkebunan kelapa sawit.
Suku Papua yang Menolak Rencana Pembabatan Hutan
Masyarakat adat suku Awyu di Boven Digoel, Papua Selatan, dan Suku Moi di Sorong. Papua Barat Daya telah menolak rencana ini karena hutan tersebut adalah hutan adat tempat mereka hidup secara turun temurun.
Dalam unggahan Instagram Luna Maya dan Rachel Vennya, terungkap bahwa proyek perkebunan sawit ini juga akan menghasilkan emisi sebesar 25 juta ton CO2, yang setara dengan 5% dari tingkat emisi karbon tahun 2030.
BACA JUGA : Siapa Suku Awyu yang Gelar Kampanye All Eyes on Papua?
Dampaknya tidak hanya terrasakan oleh warga Papua, tetapi juga berdampak global. Oleh karena itu, dukungan untuk masyarakat Papua dalam mempertahankan hutan adat mereka sangat perlu.
Selain itu, sejumlah selebritis dan selebgram juga membagikan link petisi untuk menyelamatkan hutan Papua. Menunjukkan dukungan mereka terhadap perjuangan masyarakat adat Papua dalam menjaga lingkungan dan hak-hak mereka.
Dengan dukungan luas dari artis dan masyaraka perjuangan masyarakat Papua untuk mempertahankan tanah dan lingkungan mereka dapat terus terdengar.
(Hafidah Rismayanti/Aak)