Studi Terbaru Sarankan Manusia Makan Daging Ular Piton, Kenapa?

daging ular piton
Ilustrasi. (Pixabay)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Sebuah penelitian terbaru mengimbau masyarakat dunia konsumsi daging ular piton sebagai solusi untuk ketahanan pangan global.

Studi internasional ini menyoroti keunggulan budidaya ular piton dalam skala komersial dan dampak terhadap lingkungan.

Peneliti menilai, ular piton menunjukkan kemampuan unik untuk tumbuh dengan cepat dan memproduksi daging dalam jumlah yang cukup, bahkan saat dalam periode puasa. Hal ini dianggap sebagai respons yang fleksibel terhadap kondisi lingkungan yang bergejolak.

“Kemampuan ular piton yang berpuasa untuk mengatur proses metabolisme dan menjaga kondisi tubuh meningkatkan ketahanan pangan di lingkungan yang bergejolak,” kata ahli herpetologi Daniel Natusch dari Macquarie University melansir Science Alert, Minggu (17/3/2024).

Tim peneliti mengamati dua jenis ular piton, yaitu Malayopython reticulatus dan Python bivittatus, yang dipelihara di peternakan di Thailand dan Vietnam selama periode 12 bulan sebelum akhirnya diambil dagingnya secara manusiawi.

Studi tersebut juga mengamati rasio antara makanan yang dikonsumsi ular dengan daging yang dihasilkannya. Hasilnya menunjukkan efisiensi yang mengesankan, dengan rasio 1,2 untuk ular piton, dibandingkan dengan angka yang lebih tinggi untuk sumber protein lainnya seperti unggas, daging babi, dan daging sapi.

BACA JUGA: 4 Resep Menu Buka Puasa Anak Kos, Tetap Gampang dan Simpel!

Meskipun menjanjikan, ada beberapa tantangan yang harus diatasi dalam pengembangan budidaya ular piton.

Proses memberi makan ular membutuhkan banyak tenaga kerja, dan belum ada persiapan dalam skala besar untuk beternak ular dengan efisien.

Tentunya, ada pertimbangan etis dan praktis yang perlu diperhitungkan, termasuk pertanyaan tentang keberlanjutan dan keberlangsungan budidaya ular piton. Selain itu, belum jelas bagaimana rasa daging ular piton yang menjadi pertimbangan penting bagi konsumen.

“Sementara potensi pertanian ular piton dapat diwujudkan dalam skala global, masih ada faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dengan hati-hati,” tambah Natusch.

Studi ini memberikan pandangan yang menarik tentang alternatif baru dalam industri pangan yang dapat menjadi solusi untuk tantangan ketahanan pangan global. Namun, perjalanan menuju implementasi budidaya ular piton dalam skala besar masih memerlukan penelitian lebih lanjut dan pertimbangan yang matang.

“Budidaya ular piton mungkin menawarkan respons yang fleksibel dan efisien terhadap kerawanan pangan global,” ahli herpetologi Daniel Natusch dari Macquarie University di Australia dan rekannya menulis di makalah mereka yang diterbitkan.

(Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Firdaus Oiwobo
Firdaus Oiwobo Beri Respons Soal Kabar Sakitnya Hotman Paris: "Takut Ketularan"
Mahasiswi dilecehkan PN Sukabumi
Mahasiswi Magang Dilecehkan PN Sukabumi, Kasus Belum Dilaporkan ke Polisi
BMI Yakin AHY Bisa Membawa Demokrat Jaya
Terpilih Jadi Ketum, BMI Yakin AHY Bisa Membawa Demokrat Jaya
Harga Emas Antam Kamis 27 Februari 2025
Harga Emas Antam Kamis 27 Februari 2025 Pagi Turun Rp 2.000
Retret Kepala Daerah Gelombang Kedua Digelar di Jakarta
Wamendagri: Retret Kepala Daerah Gelombang Kedua Digelar di Jakarta
Berita Lainnya

1

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

2

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

3

Inflasi Kota Bandung Hingga 10 Persen Akibat Lonjakan Harga Jelang Ramadan

4

Gubernur Dedi Mulyadi Perjuangkan Nasib Siswa yang Gagal Ikuti SNBP Akibat Kelalaian Sekolah

5

BBWS Sebut Sampah Penuhi Citarum Kiriman Kota dan Kabupaten Bandung
Headline
Real Madrid
Real Madrid Unggul Tipis Atas Sociedad di Copa del Rey 2024/2025
Manchester United
Laga Dramatis Liga Inggris, Manchester United Taklukan Ipswich Town 3-2
Indonesia Juarai Cheerleading Japan Open Championship
Indonesia Juarai Cheerleading Japan Open Championship 2025 di Yokohama
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia 27 Februari 2025

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.